Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Live TikTok Anies Baswedan: Berapa Persen Menyumbang Suara?

Anies Baswedan menggiatkan kampanye melalui TikTok. Dilarang berbicara politik dan berkampanye.

7 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI dalam mobil Toyota Alphard hitam, Anies Baswedan mempelajari cara menggunakan aplikasi TikTok pada Kamis malam, 28 Desember 2023. Calon presiden nomor urut satu itu terlihat masih asing dengan aplikasi asal Cina tersebut. Baru malam itu aplikasi TikTok terinstal di telepon selulernya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu dipandu oleh dua anggota tim Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk menggunakan TikTok. Waktu menunjukkan pukul 22.30 ketika Anies memulai TikTok Live. “Saya bilang 30 menit aja live. Enggak usah lama-lama, cukup menyapa,” kata Angga Putra Fidrian, salah satu anggota tim Anies, menceritakan peristiwa itu kepada Tempo, 3 Januari 2024.

Siaran langsung itu bertema “Temani Saya di Jalan”. Saat itu Anies bersama istrinya, Fery Farhati, dan timnya sedang menempuh perjalanan dari Situbondo menuju Gresik, Jawa Timur, untuk berkampanye. Menurut Angga, waktu tempuh yang panjang membuat Anies bersedia mencoba platform yang digemari banyak anak muda itu.

Di luar dugaan, siaran itu ditonton 300 ribu akun. Sekitar 30 ribu di antaranya menyaksikan acara tersebut dari awal hingga akhir. “Mudah-mudahan jadi pengalaman baru. Mungkin di perjalanan berikutnya saya bikin lagi,” ujar Anies dalam siaran TikTok.

Mendapat sambutan positif, Anies kembali menggelar TikTok Live dua hari kemudian. Pada hari terakhir 2023 dan hari pertama 2024, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kembali menyapa pendukungnya. Ia menerapkan pola yang sama: mengadakan siaran langsung di tengah perjalanan pada malam hari.

Akun TikTok Anies Baswedan sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Unggahan pertamanya pada 13 Maret 2023 terkait dengan pesan Anies kepada anak keduanya, Mikail Baswedan, yang akan kuliah di Korea Selatan. 

Penggunaan TikTok untuk menjaring pemilih muda sebenarnya muncul sejak awal tahun lalu. Tapi kubu Anies ragu memaksimalkan platform ini karena kurangnya sumber daya. “Di kubu lawan banyak sekali content creator TikTok yang dibawa, dan kami merasa harus sama. Tapi enggak ada sumber daya,” ucap juru bicara Anies, Usamah Abdul Aziz, 4 Januari 2024.

Tim Anies sempat mendorong konten TikTok secara organik, tapi tak berdampak luas. Kebanyakan konten TikTok di akun Anies pun sebatas rangkuman acara kampanye yang didaur ulang. Upaya ini pun dianggap tak efektif. “Setelah kami evaluasi, kenapa enggak coba aja pakai pendekatan dialog lewat live, toh selama ini kami juga mengedepankan dialog,” kata Usamah.

Pendekatan ini pun dianggap bisa menjadi kontra-narasi terhadap tren di TikTok yang didominasi pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Rencana memaksimalkan TikTok kembali mencuat dalam rapat di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, 10 Desember 2023. Salah satu pemicunya adalah hasil survei internal soal masih lemahnya elektabilitas Anies-Muhaimin di kalangan pemilih muda. 

Sigi Indonesia Political Opinion pada November 2023, misalnya, menunjukkan elektabilitas Anies berada di peringkat kedua dengan 32,7 persen, unggul atas Ganjar Pranowo (28,3 persen) dan hanya tertinggal dari Prabowo Subianto (37,5 persen). Meski begitu, saat kategori pemilih dikerucutkan ke generasi Z dan milenial, Anies ada di peringkat ketiga.

Dari data daftar pemilih tetap Komisi Pemilihan Umum 2024, jumlah pemilih dari kelompok milenial yang lahir pada 1981-1996 sebanyak 66,8 juta. Sedangkan generasi Z (lahir pada 1997-2012) sebanyak 46,8 juta. Adapun jumlah pemilih yang berusia kurang dari 40 tahun sebanyak 106,358 juta atau 52 persen dari 204,8 juta pemilih nasional.

Dua anggota tim internal Anies bercerita, setelah rapat di Aryaduta, rencana penggunaan TikTok kian dimatangkan melalui riset. TikTok dianggap sebagai platform paling tepat untuk merangkul pemilih muda. Setidaknya ada 77 juta pengguna TikTok yang saat ini dianggap belum dimaksimalkan Anies.

“Di TikTok exposure-nya besar karena siapa pun bisa menonton live Pak Anies. Berbeda dengan Instagram yang harus jadi pengikut dulu,” tutur Angga Putra Fidrian, anggota tim Anies.

Tim juga mempelajari cara kerja TikTok, seperti jam paling ideal dan gaya bahasa yang digunakan. Hasil riset pun menyarankan Anies menggelar siaran live secara teratur pada jam yang sama. Anies pun diminta menghindari pembahasan politik atau pemilu selama siaran, termasuk mengajak pemirsa untuk memilihnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Live tiktok Anies Baswedn melalui akun pribadinya. Tiktok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies lebih banyak memberi nasihat dan berbagi pengalaman hidup. Menurut Angga, sejumlah survei menyebutkan generasi Z cenderung memiliki masalah dengan orang tuanya. Karena itu, Anies diarahkan seperti seorang ayah. “Gen Z ini butuh semacam cool father. Untungnya itu gaya autentik beliau, tak perlu usaha lebih,” kata Angga.

Kampanye di TikTok memunculkan panggilan “abah” kepada Anies. Angga bercerita, panggilan itu diteriakkan sejumlah pendukung saat Anies berkampanye di Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa hari setelah siaran live pertama. Jumlah pengikut Anies di TikTok pun meroket menjadi 955 ribu hingga Jumat malam, 5 Januari 2024.

Sejumlah gerakan lain ikut muncul, seperti Anies Bubble dan Olppaemi Project, kelompok yang terafiliasi dengan komunitas penggemar (fandom) kultur pop Korea Selatan alias K-pop. Gerakan ini awalnya muncul di X—dulu bernama Twitter. Belakangan, mereka menggalang dana untuk membantu kampanye Anies. Angga mengklaim gerakan itu muncul secara organik.

Kedekatan Anies dengan komunitas K-pop terjalin sejak 2021. Saat itu Anies yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta mengikuti acara memberi makan kucing liar di Ancol, Jakarta Utara, dalam perayaan Hari Rabies Sedunia. Salah satu kolaborator acara itu adalah Indonesia Army BTS, kelompok fandom grup musik Bangtan Boys (BTS).

Dua sumber di kalangan internal Anies menyebutkan, belakangan, mantan Rektor Universitas Paramadina itu mulai mempelajari istilah dalam bahasa Korea. Tujuannya, membantu Anies lebih dekat dengan pemilih dari kalangan komunitas K-pop.

Cara Anies mendekati komunitas fandom bukan pertama kali terjadi. Pada 16 Desember 2023, Anies mengaku menonton animasi Jepang berjudul Attack on Titan. Ia direkomendasikan menonton anime itu oleh influencer Fadil Jaidi. “Saya diajari jadi wibu,” ujar Anies di akun Instagram-nya. Wibu mengacu pada mereka yang terobsesi dengan budaya dan gaya hidup orang Jepang.

Anies sempat sekali mengunggah kegiatan saat menonton Attack on Titan di mobilnya. Namun kegiatan itu tak berlanjut. Dua narasumber di lingkaran Anies menyebutkan bahwa gaya itu tak efektif meningkatkan engagement dengan pemilih dari kalangan fandom anime.

Ide mendekati penggemar K-pop dan wibu datang dari tim internal Anies. Juru bicara Anies, Usamah Abdul Aziz, mengklaim sekitar 75 persen anggota tim internal Anies berusia kurang dari 35 tahun. Mayoritas bergabung dalam relawan bernama “Ubah Bareng”, yang dibentuk pada akhir April 2023.

Relawan itu terdiri atas puluhan pemuda dari berbagai komunitas, seperti Indonesia Resilience dan Anak Bangsa. Kelompok ini kemudian masuk struktur Tim Nasional Anies-Muhaimin. “Kebanyakan program untuk pemilih muda memang berasal dari kami,” kata co-founder Ubah Bareng, Hari Akbar Apriawan, 4 Januari 2024.

Salah satu program yang diluncurkan oleh Ubah Bareng adalah “Desak Anies”, kampanye berbentuk dialog tanya-jawab. Acara itu terinspirasi dari konsep kegiatan “Mengadili Anies” yang dibuat saat konvensi calon presiden Partai Demokrat pada 2014. “Bedanya sekarang bukan di panggung, tapi konsepnya peserta mengelilingi Pak Anies. Jadi lebih dekat,” tutur Hari.

Acara pertama digelar pada 15 Agustus 2023 di Pos Bloc, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Target audiens utama adalah anak muda yang masih skeptis hingga yang tak suka kepada Anies. Pendekatan dialog tanya-jawab dianggap menjadi keuntungan bagi Anies. Saat itu dua rivalnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, belum memiliki program dialog. 

Desak Anies terus berjalan hingga merambah ke sepuluh daerah. Pada 3 Januari 2024, acara itu diadakan di Tanah Datar, Sumatera Barat, dengan jumlah peserta hampir 2.000 orang. Meski bermula dari ajakan bagi pemilih muda skeptis, Desak Anies kemudian mulai didatangi juga oleh pemilih dari generasi Y, yang berada di kisaran usia 40-55 tahun.

Hari meyakini Desak Anies bisa menjaring swing voter dan undecided voter. Hasil sigi Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan angka responden yang belum menentukan pilihan mencapai 28,7 persen.

Melihat tren positif itu, tim Ubah Bareng menyusun kegiatan serupa untuk calon wakil presiden Anies, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dengan nama “Slepet Imin”. Kata slepet berawal dari guyonan slepetan sarung Muhaimin kepada Anies dalam salah satu video kampanye. Kata slepet belakangan kerap digunakan Cak Imin dalam pidato ataupun debat.

Konsep Slepet Imin sama dengan Desak Anies, yakni dialog tanya-jawab. Bedanya, Slepet lebih menonjolkan sosok Cak Imin sebagai santri yang banyak bercanda. “Dikemas lebih santai dan banyak humor,” ucap anggota tim substansi Slepet Imin, Syibly A.F., 6 Januari 2024.

Juru bicara Anies Baswedan, Usamah Abdul Aziz, menyebutkan kegiatan Slepet Imin bagian dari adaptasi tim terhadap situasi terbaru. Kubu Anies-Muhaimin selalu melihat tren atau kecenderungan pemilih dalam program kampanye. 

Kubu Anies Baswedan tak ambil pusing dengan regulasi baru TikTok yang membatasi akun pemerintah, politikus, dan partai untuk berkampanye politik. Usamah menyebutkan berbagai upaya pembatasan sudah dirasakan timnya, termasuk kesulitan mendapatkan izin dalam acara Desak Anies di daerah. “Akan kami gas terus,” kata Usamah.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Francisca Christy Rosana berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Abah Bergaya K-Pop"

Egi Adyatama

Egi Adyatama

Wartawan Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus