Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah meluncurkan Kurikulum Merdeka pada awal 2022. Kurikulum tersebut dibuat untuk memperbaiki kualitas pelajar Indonesia agar lebih baik. Sejak diluncurkan, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan, Kurikulum Merdeka lebih memfokuskan pada materi yang esensial dan pengembangan karakter profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini memberi guru keleluasaan untuk memilih perangkat mengajarnya sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bermula dari Pandemi Covid-19, Kurikulum Merdeka dibuat untuk mengatasi learning loss. Saat itu, banyak anak mengalami ketertinggalan pembelajaran. Maka itu, Kemendikbudristek mencoba melakukan pemulihan pembelajaran dengan merencanakan Kurikulum Merdeka guna mengatasi permasalahan yang ada di sektor pendidikan akibat pandemi Covid-19.
Kurikulum Merdeka selalu disinggung mengenai Proyek Penguat Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P5. P5 merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning.
Dalam Kurikulum Merdeka juga terdapat beberapa karakteristik, yaitu:
1. Pengembangan soft skills dan karakter
Peserta didik dapat mengembangkan soft skills dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Fokus Materi Esensial
Dengan peserta didik fokus terhadap materi esensial, relevan, dan mendalam membuat peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi dalam mencapai kompetensi dasar.
3. Pembelajaran yang Fleksibel
Guru diberi keleluasaan untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik.
Keunggulan dari Kurikulum Merdeka:
1. Lebih sederhana dan mendalam
Kurikulum Merdeka berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik.
2. Lebih Merdeka
Bagi peserta didik pada jenjang SMA tidak terdapat program peminatan di SMA sehingga peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasinya.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Melalui kegiatan projek, peserta didik dapat secara aktif mengeksplorasi isu-isu seperti isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung perkembangan karakter serta kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Meski begitu, Kurikulum Merdeka tak lepas dari kritik. Sejumlah kalangan menilai Kurikulum Merdeka terburu-buru dan belum matang. Kurikulum ini sebenarnya sudah digodok dan diterapkan di sejumlah sekolah sejak pandemi Covid-19. Kurikulum Merdeka dinilai belum matang persiapannya sehingga diperlukan pengkajian dan evaluasi yang mendalam agar implementasinya berjalan dengan baik.