Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ari Masih Misteri

25 November 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAKSI kunci itu bernama Aristoteles Masoka. Remaja 21 tahun ini adalah kemenakan Yaneke Eluay Ohee, istri mendiang Theys Hiyo Eluay, yang sudah setahun ini dipercaya sebagai sopir pribadi keluarga. Sampai kini, Ari, begitu ia biasa disapa, masih tak jelas batang hidungnya. Padahal dialah orang terakhir yang sempat menelepon Yaneke, mengabarkan bahwa mereka diculik, sebelum Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) itu terbunuh, dua pekan silam. Tak jelasnya nasib Ari memicu berbagai spekulasi. Jangan-jangan Ari terlibat dalam drama itu atau bisa juga malah dikerjain. Apalagi belakangan banyak telepon misterius yang mengabarkan posisi dan kondisi Ari. Sekretaris Jenderal PDP, Thaha Al Hamid, suatu saat ditelepon seseorang tak dikenal yang mengabarkan bahwa Ari berada di Sentani. Tapi, setelah dicek oleh orang kepercayaan Thaha di sana, kabar itu ternyata tidak benar. Telepon lain menyebut Ari terbaring koma di sebuah rumah sakit. Yang lain bilang Ari ditahan di kantor polisi. "Semua berita itu simpang-siur," kata Thaha, yang bosan mendengar "krang-kring" telepon tak bertuan itu. Siapa sesungguhnya Ari? Sudah sekitar setahun pemuda ini ikut makan dan tinggal di rumah keluarga Theys. Ia diberi kamar khusus dan dihadiahi Theys sebuah telepon seluler untuk mempermudah komunikasi. Wajah Ari terbilang ganteng. Kulitnya putih dan badannya atletis. Pemuda kelahiran Sentani itu lulus dari sekolah teknik menengah (STM) jurusan bangunan. Anak pertama dari empat bersaudara itu sempat kuliah di Institut Sains dan Teknologi Jayapura, tapi berhenti di semester kedua karena kekurangan biaya. Dalam pergaulan sehari-hari, Ari dikenal sebagai pemuda yang ramah dan supel. Ia tidak merokok dan tak suka mabuk-mabukan seperti anak-anak sebayanya. "Saya mengenal Ari, sangat baik," kata Yaneke. Untuk itulah dia direkrut menjadi sopir keluarga. Kebetulan Ari punya hobi mengutak-atik kendaraan bermotor. Ia juga sering mengikuti balap mobil dan motor. Dan Theys pun, yang tak bisa menyetir mobil, amat bergantung padanya. Mereka terus lengket ke mana pun, sampai tragedi itu terjadi. Bina Bektiati, Syarifuddin (Jayapura)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus