Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Malaikat Pengantar Remedi

Sejumlah komunitas rutin membagikan obat Covid-19 secara gratis. Tak segan memakai uang pribadi.

31 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANTUAN itu tiba setelah Budi Cahyono kelimpungan mencari obat Covid-19. Lebih dari lima apotek di Kota Depok, Jawa Barat, yang disambangi laki-laki 29 tahun itu kehabisan stok remedi. Seorang kawannya yang tergabung dalam komunitas Angel of Life memberikan 12 butir ivermectin untuk kedua orang tua Budi yang positif Covid-19. “Di tengah kelangkaan obat, saya bersyukur mendapat bantuan,” ujar Budi kepada Tempo, Kamis, 30 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Budi, orang tuanya menjalani isolasi mandiri di rumah mereka di Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat kesehatan masyarakat setempat hanya memberikan vitamin dan obat penurun demam. Budi teringat, ivermectin pernah digunakan di India kala tsunami corona melanda. Buru-buru dia mengirimkan obat cacing yang dipercaya mampu menyembuhkan penderita Covid-19 itu melalui bus jurusan Wates. Beberapa hari setelah meminum ivermectin, ayah dan ibunya yang berusia lebih dari 60 tahun pulih.

Baca: Dusta Angka Corona

Yuliana Reifwutu, 45 tahun, juga mendapat bantuan obat gratis dari kawannya di Angel of Life. Terkena corona bersama anaknya pada Maret lalu, warga Kota Depok itu mendapat paket azitromisin, doksisiklin, zink, ivermectin, dan obat herbal Lianhua Qingwen. Semuanya gratis dan diantar langsung ke rumahnya. Berangsur-angsur Yuliana dan anaknya yang berusia 19 tahun membaik setelah sepekan mengonsumsi remedi itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi Cahyono dan Yuliana Reifwutu bersyukur mendapat bantuan dari Malaikat Kehidupan. “Gerakan ini memberikan harapan hidup,” kata Budi. Adapun keluarga Yuliana juga tak mendapatkan obat yang dibutuhkan. Ia sempat mencari obat-obatan itu di Internet, tapi harganya terlalu mahal. Anggota Angel of Life, menurut Yuliana, juga memantau kondisi dia dan anaknya melalui WhatsApp. 

Anggota Angel of Life, Jeffrey Sumampouw, mengatakan obat yang diberikan kepada mereka yang positif Covid-19 disesuaikan dengan stok yang ada. Jika obat-obatan terapi tersedia lengkap, komunitas itu akan langsung memberikannya. Namun ada kalanya stok yang tersedia tinggal seadanya. “Memang stok obat belakangan ini kosong,” ujarnya.

Baca: Lobi-lobi dan Persaingan Bisnis Mengegolkan Ivermectin Sebagai Obat Covid

Angel of Life terbentuk pada awal pandemi, Maret 2020. Komunitas itu memiliki anggota dari berbagai kalangan, seperti pengusaha, dokter, anggota staf pemerintah, dan para penyintas Covid-19. Jeffrey mengklaim organisasi itu telah memberikan obat gratis kepada puluhan ribu pasien. Sebagian obat itu didatangkan dari negara asalnya. Ivermectin, misalnya, dibeli langsung dari India. Angel of Life juga membeli obat dari Kimia Farma dengan duit urunan anggotanya.

Gerakan lain yang juga memberikan obat secara gratis adalah Yayasan Buddha Tzu Chi. Yayasan ini membagikan obat herbal Lianhua Qingwen kepada pasien Covid-19. Bestari Barus, perwakilan Buddha Tzu Chi yang mendistribusikan obat herbal itu, mengatakan ribuan boks sudah dia bagikan kepada pasien Covid-19. Verawati, 42 tahun, warga Bekasi, Jawa Barat, mengaku terbantu berkat Lianhua yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi. Dia terinfeksi virus corona pada 23 Juni lalu dan kondisinya membaik setelah beberapa hari minum obat itu.

Baca: Kisah Pengguna Ivermectin, Dibagikan Gratis dan Diselundupkan ke Rumah Sakit

Menurut Bestari, stok Lianhua yang tersisa hingga akhir Juli tinggal 400 boks. Buddha Tzu Chi sulit mengimpor obat itu dari Cina karena Badan Pengawas Obat dan Makanan tak lagi memberikan rekomendasi impor obat yang ditengarai berdampak membekukan darah. Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan berdasarkan kajian lembaganya dan para ahli, Linhua tak menahan laju keparahan. Bahan yang terkandung dalam Linhua donasi, ephedra, diketahui dapat membahayakan sistem kardiovaskular dan sistem syaraf. "BPOM memutuskan tak lagi memberikan rekomendasi produk donasi karena risiko lebih besar daripada manfaat," katanya.

Masyarakat di sejumlah daerah juga turut memberikan ramuan herbal kepada pasien Covid-19. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor, Syarif Hidayat, misalnya, membagikan racikan herbal kepada masyarakat sekalipun khasiatnya belum teruji secara klinis. “Ini semua atas dasar kemanusiaan,” kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tentang alasannya membagian obat Covid-19 itu. 

DEVY ERNIS, M.A. MURTADHO (BOGOR)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus