Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Gunung Carstensz Pyramid tengah menjadi sorotan setelah dua pendaki senior, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia. Mereka wafat saat melakukan perjalanan turun dari Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Kedua korban diduga mengalami hipotermia pada Ahad, 2 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Carstensz adalah Gunung yang memiliki ketinggian sekitar 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini menjadi salah satu dari lima lokasi di garis khatulistiwa yang diselimuti salju. Cartenz Pyramid termasuk dalam Seven Summits, yaitu tujuh puncak tertinggi di masing-masing benua yang menjadi tujuan impian bagi para pendaki di seluruh dunia.
Untuk menaiki puncak Carstensz, para pendaki harus mendapatkan izin atau rekomendasi dari aparat kepolisian. Hal ini tertuang dalam surat Nomor: PG.20/T.27/HMS.2.8/B/04/2024 yang dikeluarkan Balai Taman Nasional Lorentz sebagai pengelola Cartenz di Wamena pada 19 April 2024.
Pendaki juga diminta oleh pengelola Carstensz supaya menggunakan jasa trekking organizer yang memiliki izin resmi atau didampingi oleh pemandu gunung profesional. Di samping itu, pendaki gunung juga harus komitmen menjaga kebersihan dan mengikuti standar operasional prosedur (SOP) Balai Taman Nasional Lorentz.
Dalam keterangan di situs resminya, PT Freeport Indonesia sebagai kontraktor Pemerintah Indonesia di bidang pertambangan, mengklaim tidak memiliki otoritas untuk memberikan akses jalan atau izin masuk melalui wilayah operasi perusahaan ke gletser Carstensz/Meren atau ke Puncak Jaya (Gunung Carstensz).
Rute pendakian ke kawasan Carstensz yang telah disetujui pemerintah adalah melalui jalan setapak di daerah Illaga. Sejumlah pemberi jasa outfitters menyediakan wisata melalui rute Illaga. PT Freeport Indonesia mengatakan sama sekali tidak mempunyai hubungan apapun dengan organisasi-organisasi tersebut.
"Kami sangat menghargai keinginan besar para pendaki untuk dapat sampai ke puncak Carstensz,” kata PT Freeport Indonesia. Namun, sesuai kebijakan, perusahaan ini menyatakan akan mengedepankan aspek hukum dan keselamatan kerja. “Sehingga kami tidak dapat membantu para pendaki gunung melakukan pendakian melalui wilayah kerja PT Freeport Indonesia maupun memberikan bantuan logistik untuk keperluan tersebut.”
Gunung Carstensz memang dikenal sebagai jalur pendakian paling curam dan menantang secara teknis. Paparan cahaya yang luas serta medan panjat tebingnya kerap dibanding-bandingkan dengan pegunungan Alpen.
Pendakian biasanya dimulai dengan helikopter untuk mencapai basecamp, karena jalur darat yang sulit ditembus. Tanpa helikopter, perjalanan bisa memakan waktu lebih dari delapan hari melalui hutan tropis yang lembab, berlumpur, dan penuh lintah. Setelah melewati medan curam, barulah pendaki tiba di basecamp sebagai titik awal pendakian ke puncak.