Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Topik #KaburAjaDulu menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos). Pembicaraan tagar Kabur Aja Dulu bermula dari kekecewaan beberapa warga negara Indonesia (WNI) terhadap sejumlah kebijakan pemerintah. Salah satu isu yang memantik ramainya kampanye tersebut adalah kebijakan efisiensi anggaran besar-besaran oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tagar Kabur Aja Dulu adalah fenomena berupa ajakan bekerja dan pindah di luar negeri demi menemukan penghidupan yang lebih layak akibat dari situasi politik hingga ekonomi di Indonesia yang tak menentu.
Viralnya tagar Kabur Aja Dulu mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Ada yang mengkritik, ada pula yang memberikan pandangan positif terhadap tren tersebut.
Wamen P2MI Christina Aryani: Sah Saja Cari Penghidupan Lebih Baik
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menanggapi secara positif tren tagar Kabur Aja Dulu yang viral di medsos. “Sah-sah saja WNI mencari penghidupan yang lebih baik,” kata Christina dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Selasa, 18 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.
Christina mengatakan mencari penghidupan yang lebih baik dengan bekerja di luar negeri merupakan hak setiap WNI. Namun dia menggarisbawahi pentingnya bagi masyarakat untuk mencari penghidupan yang lebih baik tersebut dengan tetap mematuhi aturan perundang-undangan, salah satunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Dia mengingatkan proses bekerja di luar negeri harus tetap mengikuti prosedur legal agar aman dan terlindungi.
Politikus Golkar itu mengimbau masyarakat Indonesia yang tertarik dengan tren #KaburAjaDulu menggali lebih dalam informasi tentang bekerja di luar negeri agar terhindar dari kasus kejahatan internasional. “Dan tolong jangan dijadikan alasan untuk mencoba-coba berangkat secara ilegal dan berujung pada masalah,” kata dia menegaskan.
Mantan anggota DPR itu menekankan negara, melalui Kementerian P2MI, siap hadir memfasilitasi keingintahuan masyarakat dan proses keberangkatan pekerja migran Indonesia (PMI) untuk bekerja di luar negeri.
Dia juga mengimbau masyarakat yang tertarik bekerja di luar negeri untuk terus memantau kanal Kementerian P2MI, yang terus memperbarui informasi tentang peluang bekerja di luar negeri secara aman dan prosedural. “Kehadiran negara bagi yang berangkat sesuai dengan ketentuan merupakan jaminan pelindungan hukum dan sosial yang diberikan negara,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris: Tren Kabur Aja Dulu Harus Jadi Otokritik
Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengatakan munculnya tren #KaburAjaDulu yang disuarakan oleh anak muda di medsos harus menjadi momentum otokritik bagi pemerintah. Menurut dia, tren itu harus direspons pemerintah dengan bijaksana, bukan dengan sembarang memberikan cap orang tidak nasionalis, atau bahkan dengan ucapan antipati ‘kalau perlu jangan balik lagi’.
“Bahwa banyak anak muda kita hari ini yang tidak puas dengan berbagai kondisi dalam negeri, yang akhirnya berpengaruh negatif pada pekerjaan atau peluang mereka dalam mendapatkan pekerjaan yang layak,” kata Charles di Jakarta pada Selasa, 18 Februari 2025.
Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan konstitusi telah mengatur setiap orang berhak memilih pekerjaan, bekerja, serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, termasuk dalam memilih bekerja di luar negeri. “Jadi bekerja di luar negeri adalah hak setiap warga negara demi memajukan kehidupannya. Namun yang terpenting semua prosesnya harus dilakukan sesuai prosedur,” kata dia.
Dengan adanya tren itu, dia justru berharap Kementerian P2MI bisa membuka lebih luas lagi berbagai peluang kerja di luar negeri bagi WNI dengan keahlian, seperti perawat atau tenaga medis, tenaga kerja industri, dan sebagainya.
Hal yang tak boleh dilupakan, kata dia, adalah PMI adalah penyumbang devisa kedua terbesar bagi negara. Dengan devisa Rp 230 triliun per tahun, mereka adalah pahlawan bagi perekonomian Indonesia. “Dengan adanya fenomena #KaburAjaDulu, pemerintah justru harus fokus dalam memperkuat program-program penempatan dan pelindungan bagi PMI kita di luar negeri,” kata dia.
Menteri KP2MI Abdul Kadir Karding: Yuk Kerja di Luar Negeri
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menganggap tagar Kabur Aja Dulu sebagai bentuk aspirasi masyarakat agar pemerintah melakukan perbaikan dalam bekerja. “Jadi saya kira hashtag Kabur Aja Dulu ini kami sebagai pemerintah harus melihat ini sebagai masukan dan aspirasi yang harus memacu untuk bekerja lebih baik,” kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.
Karding mengingatkan masyarakat yang berniat kabur atau bekerja ke luar negeri mengikuti proses perpindahan yang sudah ditentukan oleh negara. Dia juga menyebutkan hidup di luar negeri tidak semudah yang dibayangkan. “Teman-teman yang ingin kabur ke luar negeri ada baiknya melengkapi diri dengan skill yang baik, penguasaan bahasa yang baik, lalu mental yang kuat,” katanya.
Dia juga berpendapat tagar Kabur Aja Dulu bukan sesuatu yang negatif. Menurutnya, semakin banyak masyarakat yang bekerja di luar negeri, maka semakin bertambah pula sumbangan imigran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Karena penempatan pekerja ke luar negeri akan membantu untuk mengurangi pengangguran dalam negeri sekaligus juga mendorong pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung,” ujarnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, saat ini, terdapat 1,3 juta permintaan pekerja dari luar negeri yang terdiri dari 100 ribu jenis pekerjaan. Dari total tersebut, Indonesia baru bisa mengirim sekitar 200 ribu lebih tenaga kerja. Sehingga, kata Kading, kementeriannya akan memperbanyak program pelatihan yang bisa meningkatkan kualitas pekerja sehingga bisa mengirim lebih banyak tenaga kerja. “Jadi teman-teman generasi muda, Gen Z, dan sebagainya yang pengen ke luar negeri kita ubah hashtag ini menjadi hashtag yang lebih produktif Ayo Kita Bekerja di Luar Negeri saja,” kata dia.
Wamen Kemenaker Immanuel Ebenezer Gerungan: Kalau Perlu Jangan Balik Lagi
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan tidak mempermasalahkan mengenai tagar Kabur Aja Dulu yang ramai diperbincangkan masyarakat di medsos. “Hastag-hastag enggak apa-apa lah, masak hastag kami peduliin,” kata dia saat ditemui di Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2025.
Dia tidak terlalu banyak berkomentar mengenai tagar itu. Immanuel mempersilakan WNI) yang ingin pergi dari Indonesia. Namun dia mengimbau agar WNI yang telah pergi tidak kembali lagi ke Indonesia. “Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi,” ujarnya.
Menteri ATR Nusron Wahid: Tanda Warganet Kurang Cinta Tanah Air
Adapun Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menilai warganet yang mengikuti tren #KaburAjaDulu seolah menandakan kurangnya sikap patriotik dan cinta terhadap Tanah Air. “Kalau ada (tagar) Kabur Aja Dulu itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama,” kata Nusron usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Nusron menyebutkan kabur bukan menjadi solusi bersama jika ada persoalan yang harus diselesaikan. Menurut dia, tren tersebut menandakan sikap permisif warga negara yang tidak mau menyelesaikan masalah bersama.
Dia mengatakan pemerintah terbuka terhadap masukan atau kritik masyarakat. Pemerintah pun siap berdialog jika ada isu atau masalah tertentu. “Kalau kemudian hopeless gitu seakan-akan kabur aja dulu, itu menandakan, ya mohon maaf kurang cinta terhadap Tanah Air. Jadi, kalau ada masalah ayo kita selesaikan. Masyarakat, pemerintah, siap berdialog," kata Nusron.
M. Raihan Muzzaki, Dede Leni Mardianti, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Cerita Gubernur Terpilih setelah Jadi Kader Baru Gerindra: Dari Ahmad Luthfi hingga Bobby Nasution
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini