Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

BKKBN: 35 Persen Rakyat Indonesia Biayai 65 Persen Penduduk Lainnya

BKKBN akan berupaya mendorong para lansia agar tetap produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

25 Januari 2025 | 06.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji mengatakan saat ini 35 persen penduduk Indonesia menopang kebutuhan 65 persen lainnya. Menurut Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga itu, kelompok 65 persen tersebut terdiri dari mereka yang tidak berkontribusi langsung terhadap penerimaan fiskal, seperti ibu rumah tangga, pedagang kecil, dan lansia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wihaji mengatakan pemerintah akan berupaya mendorong para lansia agar tetap produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Terlebih lagi, saat ini angka harapan hidup masyarakat Indonesia telah meningkat, dengan rata-rata mencapai 74 tahun.  

"Harapan hidup ini menuntut perhatian lebih pada kelompok lansia agar tetap produktif," kata dia dikutip lewat keterangan resminya pada Jumat, 24 Januari 2025.  

Sebagai upaya mendukung lansia, BKKBN telah meluncurkan program bernama "Lansia Berdaya." Menurut Wihaji, program ini akan mencakup berbagai aktivitas ekonomi dan psikologis yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan para lansia pada masa tua.  

"Negara harus hadir untuk para lansia ini. Karena sampai dengan usia 60 tahun lebih mereka selalu berkontribusi untuk negara. Untuk itu, negara harus memperhatikan nasib mereka dan harus bisa merawat lansia," kata dia.  

Sebagai informasi, Kemendukbangga/BKKBN memiliki direktorat khusus yang menangani isu lansia dan kelompok rentan. Saat ini, direktorat tersebut telah bekerja sama dengan berbagai pihak dan mitra untuk mendirikan Sekolah Lansia Tangguh (Selangta) yang kini berjumlah 1.107 sekolah dan tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Program ini juga merupakan pengembangan dari kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL).  

Wihaji mengatakan Selangta bertujuan untuk membantu lansia menjadi lebih mandiri, sehat, dan produktif. Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia, membekali lansia dengan keterampilan sosial, finansial, teknologi, dan berkontribusi aktif untuk lingkungan tempat tinggal dan keluarga.  

Sebelumnya, BKKBN telah menunjuk Provinsi Banten menjadi pilot project atau percontohan program penanganan lansia (Lansia Berdaya). Sekretaris BKKBN Budi Setiyono mengatakan Banten juga akan menjadi lokasi peluncuran resmi program tersebut pada Februari mendatang.  

"Lansia Berdaya adalah salah satu program quick win yang digagas oleh Menteri Kemendukbangga," kata Budi dalam keterangan resmi pada Senin, 20 Januari 2025.  

Menurut Budi, Lansia Berdaya bertujuan untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mensejahterakan rakyat. “Sebagaimana arahan Pak Menteri Wihaji, Kemendukbangga harus berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat secara konkret sebagaimana perintah dari Bapak Presiden Prabowo,” ujarnya.  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus