Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar apel kesiapsiagaan darurat kekeringan dan simulasi potensi megathrust di empat kabupaten pada Kamis, 5 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat kabupaten itu adalah Kabupaten Pangandaran, Kepulauan Mentawai, Pandeglang, dan Cilacap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan menjelaskan pentingnya simulasi bencana untuk membangun dan melatih kembali kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan megathrust Sumatra dan Jawa.
"Jangan lengah, jangan lupa, tahun 2006 Pangandaran pernah dihantam oleh tsunami. Ini menjadi pelajaran yang mahal karena banyak korban jiwa, ada kerusakan, dan Pangandaran lumpuh," kata Lilik melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Jumat, 6 September 2024.
Menurut dia, kesiapsiagaan menghadapi bencana harus menjadi budaya dan pembelajaran seumur hidup. Salah satunya evakuasi mandiri yang dilakukan secara berulang untuk menghadapi potensi risiko bencana.
Lilik menjelaskan gambaran simulasi yang digelar Kamis lalu dengan memakai gempa bumi sebagai contohnya. Gambarannya, kata Lilik, gempa bumi mengguncang di zona megathrust pantai Selatan Pulau Jawa dengan skala Magnitudo 8,8 durasinya sekitar 46 detik dan dirasakan di seluruh wilayah Kabupaten Pangandaran. Gempa itu berpotensi menyebabkan tsunami.
Dalam simulasi itu, menurut Lilik, digambarkan juga bagaimana petugas Pusat Pengendalian Operasi mendapatkan laporan dari BMKG, kemudian diteruskan menjadi sirine peringatan dini. Masyarakat yang berada di pesisir pantai diarahkan untuk mencari tempat evakuasi sementara (TES).
Lilik mengatakan di Pangandaran ada bangunan TES Pasar Wisata yang memang dikhususkan untuk evakuasi potensi tsunami.
"Bangunan berlantai empat yang dicat dengan warna oranye ini terletak satu kilometer dari bibir pantai. Lokasinya berada di belakang area pasar wisata, tepatnya di Jalan Bulak, Pananjung," kata Lilik.
Bangunan itu berdiri sejak 2016 dan memiliki ketinggian 16 meter. Lilik juga meminta pemerintah untuk rutin menggelar simulasi siaga bencana untuk berlatih kesiapan jika terjadi bencana mendadak.
Pilihan Editor: Jokowi Sebut Umat Katolik Bagian Penting Bangsa Jaga Persatuan