Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Boasa Ndang Aksara Batak

Amran Halim menganggap pelajaran aksara Batak di SD & SLP di Kab. Tapanuli Utara akan mengganggu pelajaran huruf latin.(pdk)

13 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG pejabat bagian perencanaan Kanwil Departemen P&K Sumatera Utara merasa bingung setelah mendengar diajarkannya kembali aksara Batak di SD dan SLP di Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut berita Kompas yang bersumber dari Bupati MSM Sinaga itu, pelajaran aksara Batak sudah dimulai sejak awal tahun pelajaran 1978/1979. Katanya, tidak ada kesulitan yang berarti ketika kurikulum itu diterapkan. Guru dan buku pelajaran cukup. Murid juga mampu membeli buku pelajaran yang harganya sengaja ditekan rendah. Tapi Kanwil P&K propinsi itu nampaknya tidak tahu tentang pengajaran aksara Batak tersebut di sekolah-sekolah Tapanuli Utara. "Kalau mata pelajaran itu benar diberikan sebagai suatu bidang studi di SD dan SLP, jelas bertentangan dengan kurikulum yang sudah ditetapkan Departemen P&K," kata A. Azis Parady, Kakanwil P&K Sumatara Utara. Sepanjang yang diketahuinya, Kanwil P&K Sum-Ut belum memiliki guru-guru khusus yang dilatih untuk mengajarkan aksara Batak. "Saya sendiri belum pernah menerima aporan itu dari kabupaten tersebut," kta Azis lagi. Namun Azis mengakui yang sudah dilaksanakan di Tapanuli Utara itu adalah penggunaan Bahasa Batak sebagai bahasa pengantar di sekolah. Itupun hanya boleh sampai kelas III SD. Seterusnya harus menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Dan bila aksara Batak itu memang mau diajarkan juga di sekolah, harus seizin Departemen P&K. Kecuali bila pengajaran aksara itu tidak merupakan ketentuan kurikulum, tapi hanya sebagai kegiatan keterampilan murid yang menyangkut kegiatan kesenian misalnya. Boasa ndang, tanya orang Batak (Kenapa tidak?). Setelah Menghilang Bagi Prof. Dr. Amran Halim, Ketua Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemsn P&K, pengajaran aksara Batak di tingkat SD dianggap akan mengganggu pelajaran huruf latin anak yang bersangkutan. "Sebaiknya digunakan huruf latin saja pada tingkat awal," katanya. Sebab bagi anak-anak tingkat SD kebutuhan bahasa daerah hanya untuk keperluan komunikasi saja. Mereka tidak akan memperoleh penerapan aksara Batak itu di luar sekolah, Karena papan nama toko, koran, majalah misalnya, semua tertulis dalam huruf latin. "Ini dari segi pendidikan hasilnya nol," kata Amran Halim. Tapi Amran tetap menyambut gembira usaha untuk menghidupkan kembali pelajaran bahasa daerah di mana pun. Menurut catatan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Batak bersama Sunda, Jawa, Bali, Makassar, Bugis, Gayo dan Madura, memang merupakan bahasa daerah yang masih diajarkan di SD dan SLP masing-masing daerah. Bahkan Batak bersama Jawa, Makassar dan Bali, termasuk daerah yang mengajarkan aksaranya di sekolah. Aksara Batak sendiri, menurut Nalom Siahaan, ahli bahasa Batak FSUI, sudah diajarkan sejak zaman Belanda. Tapi tiba-tiba menghilang sejak 1960-an. Di FSUI sendiri sejak beberapa tahun ini pelajaran bahasa Batak sudah dihentikan. "Karena tak ada peminat," katanya. Itu sebabnya Nalom Siahaan gembira bila betul aksara Batak itu akan diajarkan kembali. Bahkan katanya, tidak keberatan bila diajarkan mulai tingkat SD. "Tidak berat, hurufnya hanya 20 buah. Dan setahu saya pemakaian aksaranya pun baru dimulai setelah kelas IV SD," kata Nalom yang sempat mengalami pelajaran aksara itu ketika tingkat SD di Balige dulu. Tapi betulkah Aksara Batak itu sudah diajarkan di sekolah? "Anak saya sekolah di Balige tapi belum pernah belajar atau diajarkan pelajaran aksara Batak," kata E.Parulian, pemilik studio radio di kota itu. "Kita masih menyelidiki adanya pelajaran aksara Batak itu di Tapanuli Utara," kata Azis Paraday.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus