Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Buntut Keracunan di SDN Sukoharjo, FSGI Minta Pemerintah Perketat Prosedur Makan Bergizi Gratis

FSGI menyebut potensi kerugian dalam kegagalan pelaksanaan program makan bergizi gratis bisa terjadi dalam tiga bentuk.

18 Januari 2025 | 20.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelajar menyantap makanan bergizi saat pelaksaaan perdana program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri Kandeman 01, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, 13 Desember 2025. Pemerintah Kabupaten Batang melaksanakan program MBG yang didistribusikan secara bertahap dengan jumlah pelajar penerima manfaat sebanyak sekitar 141.000 siswa. ANTARA/Harviyan Perdana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo meminta penyelenggara program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk lebih memperhatikan prosedur pencegahan agar meminimalisasi potensi kerugian di masa mendatang. Hal ini sebagai tanggapan atas insiden keracunan yang menimpa 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah pada Kamis, 16 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Heru, kompleksitas pelaksanaan program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut sangat tinggi karena melibatkan banyak pihak. “Oleh karena itu perlunya melakukan pencegahan-pencegahan agar potensi-potensi yang bisa terjadi dapat diminimalisasi,” kata dia ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 18 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Heru menyebut potensi kerugian yang ia maksud bisa terjadi dalam tiga bentuk, yakni dalam bentuk indikator gizi yang jadi harapan tidak terpenuhi dengan baik, dalam bentuk pelayanan distribusi yang tidak sesuai dengan harapan ketetapan waktu sehingga menimbulkan kekacauan jadwal pembelajaran di sekolah sasaran, dan dalam bentuk sajian yang tidak layak dikonsumsi.

Untuk poin ketiga, Heru mengatakan, “yang dikarenakan  pada saat persiapan bahan tersebut masih bagus, namun saat diolah tidak terkontrol dengan baik sehingga terjadi insiden seperti pada kasus di SDN 03 Dukuh Sukoharjo, Jawa Tengah.”

Meski begitu, Heru mengapresiasi ketangkasan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menangani situasi tersebut di lapangan. “Sehingga siswa terlindungi dari ancaman kesehatan yang serius,” ujarnya.

Kepala SDN Dukuh 03 Sukoharjo Lilik Kurniasih mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, makanan tiba di sekolah pada pukul 09.00 WIB. Makanan tersebut disantap oleh para siswa, namun beberapa siswa merasa mual dan pusing setelah makan.

“Ada yang merasa mual, pusing, dan ada satu anak yang muntah,” kata Lilik, seperti dikutip dari Antara.

Dari 200 siswa yang ada di sekolah tersebut, ada sekitar sepuluh anak yang merasa mual setelah makan. Dia mengatakan para siswa yang merasakan gejala tersebut merupakan siswa kelas 1 sampai kelas 6. Mereka juga mengaku mencium bau basi dari ayam tepung yang menjadi lauk dari menu hari itu.

Selain ayam tepung, menu lain yang disajikan di hari itu adalah nasi putih, sayur wortel tahu, buah naga, dan susu. Usai kejadian tersebut, makanan yang masih tersisa langsung ditarik oleh para guru.

Pihak sekolah langsung menghubungi tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait dan petugas kesehatan dari Puskesmas Sukoharjo Kota. “Tadi langsung ditangani oleh petugas, dan langsung diberi obat. Alhamdulillah langsung tertangani,” ujar Lilik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus