Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin optimistis PKS dan partainya bisa bersatu dalam Koalisi Perubahan untuk memenangkan Pilpres 2024, meskipun kedua partai memiliki basis ideologi yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"PKS dan PKB memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing di dalam basis dukungan. Tentu justru perbedaan inilah yang akan saling memperkuat dan insyaallah menjadi modal pemenangan pasangan ini (Anies-Cak Imin)," ujar Cak Imin usai berkunjung ke Kantor DPP PKS di Jakarta, Selasa kemarin, 12 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Diketahui, PKS merupakan partai Islamis yang berbasis gerakan tarbiah, sedangkan PKB merupakan partai Islamis tradisional yang berbasis Nahdlatul Ulama (NU).
Bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan pada Pilpres 2024 itu juga menilai perbedaan basis ideologi ini justru menguntungkan. Sebab, katanya, keduanya bisa saling melengkapi.
Apalagi, lanjut Cak Imin, PKB dan PKS sudah sering bekerja sama di DPR. Oleh sebab itu, Cak Imin meyakini perbedaan ideologi tidak terlalu penting dalam menjalin kerja sama.
"Perbedaan-perbedaan yang tidak penting, kami songsong masa depan untuk cepatnya terwujud pembangunan yang adil makmur dan sejahtera," katanya.
Hal senada disampaikan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Dia menyebut perbedaan basis ideologi partai pendukung Anies justru akan menghindarkan masyarakat dari perpecahan seperti pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Koalisi ini tidak ada lagi keterbelahan, keterpecahan di tengah masyarakat, cebong kampret selesai. Sudah kita songsong masa depan ini lebih baik," ucap Syaikhu.
Saat ini, partai politik pendukung pasangan Anies-Cak Imin adalah Partai NasDem dan PKB. NasDem dan PKB sudah mendeklarasikan Anies-Imin sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 2 September 2023.
Selanjutnya: Sementara PKS yang tergabung dalam…
Sementara PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yang saat itu bersama-sama Partai Demokrat, belum memutuskan dukungannya terhadap Cak Imin sebagai cawapres. Belakangan, Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan.
PKS sebelumnya menyebut hanya mendukung Anies sebagai capres 2024 yang telah ditetapkan oleh Majelis Syura PKS. Meski begitu, Syaikhu memberi sinyal bahwa partainya akan mendukung Cak Imin sebagai bakal cawapres pendamping Anies di Pilpres 2024.
"Kami semakin erat, semakin memiliki chemistry, dan inilah suasana yang insyaallah akan kami coba laporkan pada Majelis Syura," ujar Syaikhu usai pertemuan.
Keputusan di Majelis Syura
Meski mengakui pertemuan antara Cak Imin dengan PKB berlangsung sangat positif, tetapi dia tak ingin mendahului keputusan Majelis Syura yang dikepalai oleh Salim Segaf Al-Jufri.
Pasalnya, kata Syaikhu, yang berhak menentukan capres dan cawapres usungan partai merupakan Majelis Syura PKS.
"Tanpa mendahului apa yang diputuskan oleh Majelis Syura, mudah-mudahan apa yang digambarkan, mudah-mudahan ini insyaallah betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan oleh koalisi ini," katanya.
Syaikhu hanya berharap keinginan NasDem dan PKB untuk bisa berkoalisi dengan PKS dapat terwujud.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan rencananya Rapat Musyawarah Majelis Syura digelar pada akhir pekan ini. Pada forum itulah ditentukan nasib Cak Imin apakah terpilih atau tidak jadi cawapres usungan PKS.
"Insyaallah, Jumat lah atau kalau telat-telatnya ke Sabtu (Rapat Musyawarah Majelis Syura PKS digelar)," ucap Aboe.
Pilihan Editor: NasDem-PKB Berkunjung ke PKS: Dari Godaan hingga Harapan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.