Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Sekretariat Bersama Keistimewaan Widihasto Wasana Putra mengatakan lagu 'Jogja Istimewa" buatan rapper Marzuki Kill The DJ punya arti khusus bagi masyatakat Yogyakarta. Makanya, ia mendukung ketika Marzuki melaporkan pendukung Prabowo Subianto yang diduga menggubah lagu itu untuk kampanye.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saat itu saat elemen masyarakat Yogya hampir tiap saat demo menuntut Keistimewaan Yogya, saudara Marzuki datang membawa lagu Jogja Istimewa itu," ujar Hasto Selasa 15 Januari 2019.
Sejak itu, kata Widihasto, setiap aksi turun ke jalan menuntut keistimewaan, lagu itu ikut diputar seolah telah menjadi mars tersendiri yang menandai perjuangan.
Sebelum lahirnya Undang-Undang Keistimewaan Yogya nomor 13 tahun 2012 silam, sejak tahun 2010, berbagai elemen masyarakat pendukung status Keistimewaan Yogya seringkali menggelar demonstrasi di jalanan.
Mereka menuntut pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengakui keistimewaan Yogyakarta. Saat itu sejumlah elemen masyarakat Yogyakarta menghendaki gubernur dan wakil gubernur Yogya diisi oleh raja Keraton dan Pura Pakualaman yang bertahta, bukan dengan model pemilu atau pemilihan.
Puncaknya saat demo besar menuntut keistimewaan tahun 2011 di Alun Alun Utara depan Keraton Yogya. Saat itu Widihasto tengah memimpin orasi di atas sebuah mobil massa aksi. Tiba tiba ada anak muda berlari lari mendekatinya dan meminta lagu Jogja Istimewa diputar. Massa aksi pun merespon dengan antusias lagu buatan Marzuki Kill the DJ itu.