Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Cerita Pelajar dari Bali Buat Alat Pendeteksi Dini Penyakit Sapi, Raih Juara di Malaysia

Sebelum mengikuti kompetisi internasional itu, dua pelajar asal Bali itu telah memenangi Olimpiade.

11 Desember 2023 | 12.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pelajar Indonesia meraih prestasi di ajang Youth Inventors Challange (YIC) yang digelar di Malaysia pada 1-5 November lalu. Ni Wayan Sriyanti dan I Nyoman Parta Yasa (Tim Patik) dari SMA Negeri Bali Mandara diganjar medali emas setelah sukses mempresentasikan penelitian berjudul “PrediC: Portable and Rapid Test for Early Detection of Disease in Cattle.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian itu mengenai alat pendeteksi dini gejala sapi tidak sehat. Sesuai dengan tema YIC tahun 2023, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).

Ni Wayan Sriyanti pun menceritakan pengalamannya selama mengikuti ajang YIC 2023. “Kita memulai dari mengerjakan proposal, laporan, video presentasi, hingga ke tahap presentasi lomba dan wawancara," kata dia dalam laman Pusat Prestasi Nasional, Senin, 11 Desember 2023.

Alat pendeteksi penyakit itu dilengkapi dengan berbagai sensor yang bisa melihat penyakit pada sapi yang tidak sehat. "Dilengkapi dengan arduino nano sebagai mikrokontroler, sensor gas MQ-137 sebagai pendeteksi gas amonia, sensor LDR sebagai pengukur kekeruhan air liur sapi dan LCD sebagai display,” kata Sriyanti. 

YIC merupakan ajang penelitian tingkat internasional yang bertujuan untuk mendorong siswa sekolah menengah untuk bekerja sama menemukan solusi inovatif untuk masalah saat ini diselenggarakan oleh ASTI (Association of Science Technology and Innovation). Ajang ini mengikutsertakan sebanyak enam negara dengan total 30 besar peserta. Pada 30 besar, pelajar Indonesia berhadapan dengan negara tuan rumah Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura.

Bagi pelajar Indonesia yang ingin menggapai prestasi, Sriyanti berbagai tips bahwa kunci utamanya adalah rasa saling memiliki dan kerja sama yang baik. "Kalau kamu bertanding sendiri maka yakinlah dengan diri sendiri. Lalu, perbanyak latihan dan cari bahan literasi yang kuat untuk tambahan pengetahuan, dan berdoalah,” kata dia.

Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Maria Veronica Irene Herdjiono menyampaikan apresiasi atas capaian tim Patik itu. “Selamat atas raihan medali emas yang membanggakan. Semoga menginspirasi peserta didik lainnya di Indonesia khususnya pada bidang Riset dan Inovasi,” kata dia.

Menurut Maria, Sriyanti dan Parta Yasa telah mengikuti seleksi dan menjalani tiga kali tahap pembinaan yang dilakukan oleh Pusat Prestasi Nasional. Keduanya adalah pemenang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Prestasi Nasional.

"Di bulan Desember ini, kita juga akan menunggu kabar baik dari adik-adik yang sedang berjuang di ajang Internasional Junior Science Olympiad (IJSO) di Thailand,” kata Maria.

Pilihan Editor: Tim Karate Pelajar Indonesia Raih 10 Medali Emas di Kompetisi Internasional MIKO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus