Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

DAAD Ungkap Keunggulan Studi di Jerman, Dari Kualitas Pendidikan Hingga Faktor Keamanan

Jumlah mahasiswa internasional lebih dari 400 ribu orang tak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi keunggulan studi di Jerman.

2 Desember 2023 | 07.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jerman termasuk salah satu negara tujuan studi yang dikenal akan kualitas pendidikannya. Selain itu, biaya studi di Jerman lebih terjangkau. Bahkan, banyak universitas negeri yang tidak memungut tuition fee atau uang kuliah untuk mahasiswa asing setiap semester. Mereka hanya perlu membayar beberapa biaya administrasi atau disebut semester contribution berkisar 250 sampai 500 Euro (Rp 4,1-8,3 juta) per semester.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program Officer Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) atau Dinas Pertukaran Akademis Jerman Regional Office Jakarta Dwi Novaldi Purbowo mengatakan ada sekitar 83 juta penduduk yang tercatat di Jerman. Sebanyak 10 juta di antaranya merupakan penduduk asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari jumlah tersebut, 2,94 juta di antaranya berstatus mahasiswa dengan persentase mahasiswa internasional sekitar 14,2 persen atau lebih dari 400 ribu orang. Sebagian besar berasal dari Cina, India dan Suriah.

Novaldi mengatakan alasan pertama yang membuat calon-calon pelajar melabuhkan pilihannya kepada Jerman adalah kualitas pendidikan yang baik serta reputasi internasional. Di samping itu, berkaitan dengan letak geografis Jerman di jantung benua Eropa. Begitu pula dengan iklimnya, mulai dari mediterania hingga iklim kontinental.

"Jadi, ini merupakan benefit buat teman-teman yang mau kuliah di Jerman. Selain kualitas pendidikan dan universitas di Jerman yang bagus, letaknya sangat strategis. Misalnya ingin eksplorasi budaya ataupun hal-hal lain yang di luar Jerman, itu akan mudah sekali," kata Novaldi dalam agenda Goethe Institut di Jakarta pada Jumat, 1 Desember 2023.

Institusi pendidikan di Jerman memiliki sekitar 1.600 program studi internasional yang diampu dalam bahasa Inggris. Namun, kemampuan bahasa Jerman adalah hal wajib bagi calon mahasiswa Jerman, setidaknya pada level C1.

"Ada beberapa program yang internasional, untuk syarat pendaftarannya adalah  bahasa Inggris. Misalnya sudah mengambil bachelor di Indonesia dan mau ambil master di Jerman, (ada) banyak program berbahasa Inggris," kata Novaldi.

Alasan ketiga adalah studi yang berorientasi pada praktik. Universitas di Jerman sudah membangun kerja sama dengan dunia industri yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Artinya, mahasiswa akan disiapkan menjadi kandidat yang pas ketika hendak terjun ke dunia pekerjaan.

"Universitas biasanya punya afiliasi dengan perusahaan. Jadi, kuliahnya juga terintegrasi dengan praktik atau magang di perusahaan tertentu, yang akan mendukung karier nantinya di Jerman, kalau berencana untuk berkarier di Jerman," kata Novaldi.

Poin keempat yang menjadi keunggulan Jerman sebagai tujuan studi adalah keterjangkauan biaya. Novaldi mengatakan jika dibandingkan dengan kuliah di Amerika atau Inggris, maka mayoritas kampus negeri Jerman tak memungut biaya semester dari mahasiswa internasional.  Hanya ada beberapa negara bagian yang mengenakan biaya tersebut kepada mahasiswa asing.

"Kalau dibandingkan negara lainnya, saya masih bisa berani bilang Jerman yang paling murah," kata Novaldi.

Terakhir perihal keamanan lingkungan dari kejahatan. Novaldi menyebut, tingkat keamanan di Jerman sangat bagus. Ia tak perlu merasa risau jika berjalan sendirian pada malam hari. 

Perlu penyetaraan di Studienkolleg 

Novaldi menjelaskan perbedaan antara skema masuk perguruan tinggi di Indonesia dengan Jerman. Berbeda dengan di Indonesia, di Jerman ada aturan mengenai lama masa studi di jenjang sekolah.

"Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia 12 tahun, tapi kalau di Jerman 13 tahun. Itu namanya abitur. Itulah kenapa misalnya dari SMA dengan kualifikasi atau ijazah kurikulum nasional, tidak langsung masuk perguruan tinggi, butuh penyetaraan. Jadi sebelum fase kuliah S1 perlu (mengikuti) Studienkolleg atau penyetaraan," tutur dia. 

Setidaknya ada empat jenis umum institusi pendidikan tinggi di Jerman. Pertama, universitas yang berjumlah 120. Kedua, universitas terapan seperti politeknik di Indonesia yang berjumlah 209. Ketiga, ada college bidang musik, seni dan film berjumlah 57. Terakhir, ada college swasta dan akademi.

Informasi mengenai program studi dan perguruan tinggi di Jerman dapat diakses melalui www.study-in-germany.de. Pencarian bisa dilakukan sesuai dengan minat masing-masing.

"Misalnya tertarik di bidang teknik, ekonomi, bisa langsung masukkan ke filter. Nanti akan muncul pilihan universitas beserta program studinya. Bisa filter untuk lebih spesifik lagi mencari yang universitas negeri, swasta atau universitas terapan," kata Novaldi.

Berkas pendaftaran studi di Jerman dapat dikirimkan langsung ke perguruan tinggi secara daring atau via pos. Bisa juga lewat pihak ketiga bernama UniAssist. Biasanya, batas waktu pendaftaran studi adalah 15 Juli untuk winter semester dan perkuliahan dimulai bulan Oktober. Sedangkan untuk summer semester, batas pendaftaran biasanya pada 15 Januari dan kelas dimulai pada April.

"Tapi bisa jadi waktu aplikasinya beda-beda di universitas, karena nanti di kampus mungkin ada regulasi atau admission process yang beda. Jadi harus riset lebih jauh ke kampus yang diminati," kata Novaldi. 

Beasiswa kursus bahasa musim panas

DAAD merupakan organisasi non-profit, yang mewakili universitas-universitas di Jerman. Organisasi ini beranggotakan 241 perguruan tinggi dan institusi penelitian, serta 104 badan kemahasiswaan Jerman.

DAAD menyediakan layanan konsultasi mengenai studi di Jerman dan menawarkan program beasiswa. Namun, beasiswa hanya diperuntukkan khusus bagi calon mahasiswa jenjang studi S2 atau yang lebih tinggi. Hingga kini, DAAD telah memberikan beasiswa kepada 833 orang mahasiswa dari Indonesia. 

"Tapi ada beasiswa kursus musim panas untuk mahasiswa ongoing di universitas di Indonesia. Minimal semester 3 dan punya sertifikat bahasa Jerman B1," kata Novaldi. 

Kursus bahasa musim panas bertujuan untuk memperdalam pengetahuan bahasa Jerman dan pengenalan budaya. Program akan berlangsung selama 18 hari efektif dengan minimal 25 jam pelajaran per minggu. Adapun benefit dari beasiswa ini adalah beasiswa sejumlah 1.134 Euro atau sekitar Rp 19 juta dan tunjangan biaya perjalanan sebesar 1.175 Euro atau hampir Rp 20 juta. 

Kursus bahasa lebih tematik dan aktual, misalnya mempelajari bahasa Jerman dalam dunia kedokteran, hukum, farmasi, ekonomi, dan bidang keilmuan lainnya. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi calon penerima beasiswa kursus musim panas adalah mengisi formulir pendaftaran di portal daring, Curriculum Vitae, motivation letter, transkrip akademik, serta sertifikat kemampuan bahasa Jerman minimal B1.

"Bagi calon mahasiswa, DAAD dan Studienkolleg siap membantu Anda menuju universitas di Jerman," ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus