MAHASISWA Universitas Papua Nugini pertengahan minggu ini akan, mendatangi KBRI di Port Moresby. "Kami akan datang lagi untuk mendapatkan jawaban dan keterangan dari pihak KBRI," kata John Muingnepe, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa PNG kepada pers di Port Moresby, sesaat setelah gaal bertemu dengan Dubes Imam Soepomo dalam demonstrasi bersama 150 mahasiswa Rabu minggu lalu. Demonstrasi itu, menurut pembantu TEMPO di Port Moresby, dipersiapkan dalam rapat 6 Agustus lalu. Digerakkan oleh Joseph Taso, ketua Persatuan Mahasiswa Nasional, mahasiswa merencanakan melancarkan demonstrasi untuk memprotes pembangunan gedung parlemen PNG yang megah, yang menelabiaya US$ 30 juta. Mereka menganggap, PG belum waktunya memiliki gedung parlemen dengan perlengkapan, mahal seperti circuit tv bernilai USS 200'.000, yang diresmikan Pangeran Charles dan dihadiri berbagai utusan dari negara tetangga Asia dan, Pasifik minggu lalu itu. Demonstrasit, yang diadakan berbareng dengan kunjugan Mendagri Soepardjo Roestam ke PNG dan sidang Negara Persemakmuran di Port Moresby itu, juga diarahkan untuk memprotes hasil perundingan perbatasan RI-PNG di Surabaya bulan lalu. Dalam petisi sekiliar delapan pasal yang disampaikan kepada KBRI lewat Rapilus Ishak, kepala Bidang Politik, setelah dua jam menunggu di depan pagar, mereka menuntut agar pengembalian 9.000 penyeberang Ir-Ja itu diawasi PBB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini