Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung menuai banyak kritik dari warganet lantaran meninjau banjir dengan menggunakan helikopter. Di media sosial, masyarakat membanding-bandingkan dia dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang terjun langsung ke lokasi banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi kritik itu, Pramono mengatakan tak keberatan. Sebab, alasan dia meninjau banjir dengan menaiki helikopter bukan untuk gagah-gagahan. “Buat saya kritik itu menyehatkan. Dikritik lebih keras pun enggak apa-apa,” kata Pramono kepada Tempo satat ditemui di kantornya di Balai Kota, Jakarta, pada Senin, 10 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramono menceritakan saat itu dia ditawari untuk meninjau banjir menggunakan helikopter untuk melihat potret Kali Ciliwung. Tujuannya, agar dia dan tim bisa memetakan daerah mana saja yang perlu dilakukan pembebasan lahan untuk penataan kali. Selain itu, dia ingin meninjau banjir yang terjadi di daerah penyangga Jakarta yakni Bekasi, Jawa Barat yang saat itu genangannya masih tinggi.
Pramono tidak menyebutkan pihak manapun yang menawarinya itu. Ia mengatakan akan bertanggungjawab atas kritik yang dilayangkan padanya. “Saya enggak mau nyalahin siapapun dan saya bertanggungjawab atas itu. Nggak papa,” kata dia.
Sebelumnya, Pramono Anung meninjau banjir dengan menggunakan helikopter berjenis AgustaWestland (AW) 169 milik Polri. Rombongan Pramono lepas landas dari Lapangan Bhayangkara Mabes Polri pada Kamis, 6 Maret 2025 pukul 08.30 pagi. Sebelum berangkat, Pramono sempat menyapa awak media. Dia mengatakan akan berkeliling selama 20 menit. “Sekitar jam 09.20 WIB kami kembali ke sini,” ujar Pramono.
Usai peninjauan itu, dia mengumumkan penurunan status di Pintu Air Manggarai dari siaga dua menjadi siaga empat dengan ketinggian air sebesar 60 sentimeter. Mulanya, ketinggian air di pintu masuk tersebut 850 sentimeter pada Selasa, 4 Maret 2025. Dengan turunnya tinggi air di Pintu Air Manggarai ini, Pramono menyatakan kondisi Jakarta sudah mulai normal.
Dari peninjauan itu, Pramono juga menemukan banjir di Bekasi masih belum surut. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengirim mengirim sejumlah bantuan untuk membantu penanganan banjir di wilayah tersebut.
Mantan Menteri Sekretaris Kabinet itu mengatakan bantuan yang diberikan Pemprov Jakarta berupa alat-alat operasional pengendali banjir seperti mobil pemadam kebakaran, mobil pengangkut sampah, dan toilet portable. Pihaknya juga memberikan bantuan logistik berupa beras dan lauk pauk.
“Kami juga hari ini sudah mengirimkan pasukan PPSU (Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum) ke Bekasi untuk membantu kerja bakti yang diadakan dan juga membantu untuk di lapangannya, jumlahnya lebih dari 200,” kata dia.
Pilihan Editor: Imbas Pemangkasan Anggaran, Kemenag Terapkan WFH Setiap Jumat