Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Doni Monardo sebagai Komandan Paspampres dan Pangdam Pattimura dalam Kenangan Fotografer, Ini Kisahnya

Doni Monardo dalam kenangan seorang fotografer yang mengikuti sepak terjangnya selama menjadi Komandan Paspampres dan Pangdam Pattimura. Ini kisahnya.

4 Desember 2023 | 06.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Doni Monardo saat menjadi DanPaspampres di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Foto: Purwanta Budi Sulistya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI (Purn) Doni Monardo meninggal pada Ahad, 3 Desember 2023. Ia  merupakan eks Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode 2019-2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar meninggalnya Doni Monardo disampaikan oleh Staf Khusus Kepala BNPB 2019-2021 Egy Massadiah. Dia merupakan staf khusus Doni selama berbakti di BNPB. "Telah meninggal dunia Letjen Purnawirawan DR HC Doni Monardo, pada hari Ahad 3 Desember 2023 pukul 17.35 WIB," tulis keterangan Egy pada Ahad, 3 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepergian Doni Monardo ini meninggalkan duka banyak pihak termasuk Purwanta Budi Sulistya. Sulis, begitu ia akrab disapa merupakan fotografer yang pernah berada dalam Tim IT saat Doni menjadi Komandan Paspampres (DanPaspampres) dan Pangdam Pattimura.

“Pak Doni itu sosok yang presisi, perfeksionis, sangat suka kebersihan tidak suka jika terlihat sampah di sekitarnya,” kata Sulis kepada Tempo.co, Ahad, 3 Desember 2023. “Jika mendengar anak buahnya yang alami kesulitan, langsung gerak cepat untuk membantu”.

Sulis ingat betapa Doni kerap minta anak buahnya untuk rajin berolah raga, menyelam, menembak dan lainnya. “Selalu memberikan reward kepada anak buahnya yang berprestasi, atau rajin latihan dengan Paspampres negara lain,” katanya.

Dan, sebagai fotografer, Sulis ingat benar ia pernah disentil Doni. “Pernah kejadian kalau mau difoto selalu minta ‘jangan saya terus, Mas, utamakan anak buah saya,” kata dia, mengenang.

Soal kerap memberikan penghargaan kepada anak buahnya, Sulis menceritakan pada sekitar Februari 2014, saat itu Doni sebagai DanPaspampres di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia ingat benar, itu kunjungan kerja terakhir SBY di Sulawesi. Saat itu, salah seorang anggota Paspampres bilang ke Pak Doni, “Pak, cincin Pak SBY ke mana ya? Tadi waktu mendarat masih ada, sekarang kok nggak  ada setelah Pak SBY bersalaman dengan masyarakat,”

Sulis menceritakan jawaban Doni kepada anggota paspampres itu, “Bagus, kamu jeli dan teliti, sampai Jakarta akan saya kasih reward.” Ternyata cincin yang semula dikenakan SBY itu sudah disimpannya.

“Saya cuma tukang foto, tapi Pak Doni menghargai pendapat dari siapapun. Beberapa kali kami terlibat adu argumentasi. Setelah itu semua selesai dengan makan bersama dan berpelukan,” ujar Sulis yang bertugas mengikuti Doni Monardo 1,5 tahun saat menjabat sebagai DanPaspampres.

Satu hasil foto Sulis yang Doni suka yang kemudian dicetak besar dan dipasang di Mako Tanah Abang saat peresmian  Grup D di Tanah Abang, Jakarta Pusat. “Saya ambil foto saat Pak Doni Monardo dan Moeldoko yang saat itu Panglima TNI membuka jalan keluar SBY usai salat Jumat di Masjid Palopo, Sulawesi. Pak Doni bilang, saya salut dan nggak menyangka di antara ribuan massa, ternyata ada Tim IT yang bisa mendokumentasikannya,” kata dia, berkisah.

Sulis pun mengikuti Doni Monardo saat menjadi Pangdam Pattimura  XVI. Ada cara menarik yang dilakukan Doni untuk menyatukan berbagai pihak antara lain Doni kerap membagikan bibit tanaman ketimbang bantuan uang atau lainnya.

“Saat itu banyak tokoh daerah di sana yang bersitegang,  ternyata di sana pun banyak orang yang menganggur, makanya Pak Doni rajin memberikan bibit tanaman supaya mereka ada kegiatan. Dan yang menarik cara Pak Doni menyatukan warga yang bertikai,” ujarnya.

“Pak Doni mengambil beberapa orang-orang dari daerah yang bertikai kemudian disatukannya dalam sebuah pelatihan seperti Emas Hijau dan Biru yang saat itu menjadi program Pak Doni. Yang bertikai bisa hidup bersama satu kamar selama pelatihan,” kata Sulis.

S. Dian Andryanto

S. Dian Andryanto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus