Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Enam Bulan Yang Padat

Waktu tambahan 6 bulan akibat perubahan tahun ajaran baru, akan dipergunakan untuk kegiatan al program PMP, pembinaan generasi muda, ketrampilan dan pengabdian masyarakat. (pdk)

11 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN pelajaran mendatang tidak lagi dimulai 1 Januari. Menteri P&K lewat surat keputusannya telah merubahnya menjadi pada minggu ketiga bulan Juli. Ini semua orang sudah tahu. Tapi yang patut dipertanyakan adalah: Apa yang akan dilakukan selama program perpanjangan tahun ajaran, 1978/1979? Tidak cukup dengan hanya program yang memang sudah disiapkan oleh Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K), Departemen P&K merasa perlu melokakaryakn program perpanjangan itu akhir Oktober lalu. Pokoknya tiap sekolah dari TK sampai SLTA, kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Darji Darmodiharjo pekan lalu, sudah memperoleh buku petunjuk untuk mempersiapkan program perpanjangan tahun ajaran itu. Paling tidak ada empat aspek langkah penyempurnaan Program Peningkatan Mutu, Program Pendidikan Moral Pancasila, Program Pembinaan Generasi Muda dan Program Ketrampilan dan Pengabdian Masyarakat. Sebelum keempat aspek tersebut dijejalkan kepada para murid selama program perpanjangan yang makan waktu enam bulan itu, Desember ini akan diadakan tes untuk tingkat SD sampai SLTA. "Tes ini merupakan penilaian yang sifatnya diagnostik," kata Moegiadi, Sekretaris BP3K. "Dengan demikian kita bisa mengetahui dulu lokasi pengetahuan si murid. Dari situlah para guru berangkat dengan program-programnya," tambah Dr Kasmiran Wuryo, Sekretaris Ditjen PDM. Begitu lengkapnya petunjuk yang dibikin BP3K untuk para guru itu sehingga tes untuk menilai daya serap murid itu mencakup mulai dari persiapan dan penyusunan tes, pelaksanaan tes dan analisa hasil sampai cara bagaimana menentukan nilai untuk tes tersebut. Sedangkan bahan tes tidak diberikan dari pusat. Melainkan dikumpulkan dari soal-soal yang sudah diajarkan pada sekolah di setiap propinsi yang kemudian distandarisasikan. Soal-soal itulah yang dipakai untuk tes oleh sekolah-sekolah di masing-masing propinsi. Biaya untuk tes Desember itu sebanyak Rp 1,3 milyar untuk SD dan Rp 450 juta untuk sekolah lanjutan seluruh Indonesia, sudah disediakan pemerintah. Gara-Gara Daoed? Setelah lokasi pengetahuan murid diketahui melalui tes tersebut, maka para guru akan memberikan program pengayaan bagi murid yang sudah menguasai bidang studinya. Dan memberikan program perbaikan bagi murid yang belum menguasai bidang studinya. Bahkan baik program pengayaan maupun program perbaikan, BP3K sudah memberikan petunjuk untuk setiap bidang studi di setiap tingkat pendidikan. Lengkap dengan jadwal Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) tingkat akhir sekolah umum yang akan berlangsung bulan April, dan bagi SLTA kejuruan pada bulan Pebruari. Teoritis memang lengkap. Tapi cukupkah waktu yang hanya 6 bulan itu untuk memasukkan keempat aspek tersebut ke kepala para murid? Nampaknya untuk aspek peningkatan mutu pun kemajuan prosentase daya serap yang bisa dicapai murid dalam waktu yang singkat itu belum bisa digambarkan. "Memang kami tidak punya target," ucap Moegiadi. Itu sebabnya Sekretaris BP3K tersebut menyebutkan guru sebagai unsur yang menentukan berhasil tidaknya program perpanjangan tahun ajaran itu. Apalagi diakui, kelompok murid yang harus diberikan program perbaikan (karena kurang menguasai bahan pelajaran) jumlahnya akan lebih banyak dari pada kelompok yang cukup diberikan program pengayaan. Tapi tindakan merubah tahun ajaran sebenarnya bukan barang baru. "Sudah disiapkan lebih dua tahun lalu. Kalau baru sekarang diputuskan pelaksanaannya, itu soal keberanian saja. Jadi, bukan gara-gara Daoed Joesoef jadi menteri P&K," kata Daoed Joesoef, beberapa waktu yang lalu kepada TEMPO. Waktu itu tersedia beberapa pilihan tahun ajaran diundur 1 bulan setiap tahun berarti makan waktu 6 tahun, diundur setiap 2 bulan berarti makan waktu 3 tahun atau diundur 6 bulan yang bisa dilakukan sekaligus dalam 1 tahun. Yang dipilih oleh menteri P&K yang baru itu adalah yang terakhir. Dan murid sekolah pun yang mestinya mendapat libur panjang Desember ini terpaksa akan memperolehnya bulan Juni dan Juli tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus