Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Fakta-fakta Ajudan Kapolri Pukul Kepala Jurnalis di Semarang

Ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Ipda E, memukul dan mengumbar ancaman kepada jurnalis yang sedang meliput.

8 April 2025 | 11.32 WIB

Wajah Ipda E, ajudan Kapolri yang melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada jurnalis di Jawa Tengah. Dok: Istimewa.
Perbesar
Wajah Ipda E, ajudan Kapolri yang melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada jurnalis di Jawa Tengah. Dok: Istimewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ajudan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ditengarai melakukan kekerasan terhadap jurnalis foto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Makna Zaezar. Insiden itu terjadi ketika Makna sedang meliput kunjungan Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu, 5 April 2025

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tak hanya melakukan kekerasan fisik, ajudan Kapolri tersebut juga diketahui melontarkan kekerasan verbal terhadap jurnalis yang berada di lokasi. Para pewarta yang tengah meliput turut mengalami intimidasi. Berikut ini sejumlah fakta mengenai insiden pemukulan jurnalis oleh ajudan Kapolri di Semarang.

Awal Mula Kejadian

Kejadian bermula ketika sejumlah jurnalis sedang merekam momen Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyapa calon penumpang kereta api. Namun, ajudan Listyo, Ipda E, kemudian meminta para jurnalis tersebut untuk mundur dan menjauh.

"Dengan cara mendorong dengan cukup kasar," kata Ketua Pewarta Foto Indonesia Semarang, Dhana Kencana, melalui siaran tertulis, Ahad, 6 April 2025.

Dalam rekaman video yang diterima oleh Tempo, terdengar beberapa keluhan yang keluar dari mulut para jurnalis ketika insiden tersebut terjadi. "Bang, bang. Jangan dorong-dorong lah, bang," ujar salah seorang jurnalis dalam video tersebut. "Ini ambil gambar." 

Ajudan Kapolri Mengeplak Jurnalis

Melihat kejadian tersebut, seorang pewarta foto Antara, Makna Zaezar, lantas menepi ke area sekitar peron. Namun, ajudan Listyo justru datang menghampirinya dan kemudian memukul kepala Makna. 

"Waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang," ujar Makna saat dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu, 6 April 2025.

Makna sempat memprotes tindakan ajudan tersebut. Dia mempertanyakan tindakan polisi itu terhadap dirinya. "Setelah itu saya kaget ya. Wah, kenapa mas? Saya bilang begitu, lalu orangnya diam, kemudian dia lanjut marah-marah, kemudian lanjut kerja lagi," ujarnya.

Ajudan Kapolri Ancam Jurnalis

Selain kekerasan fisik, ajudan Kapolri tersebut juga diketahui melakukan ancaman secara verbal kepada jurnalis di lokasi tersebut. Intimidasi diberikan kepada para pewarta yang sedang meliput kala itu. 

Menurut penuturan Makna, ancaman yang keluar dari mulut Ipda E terjadi tak lama sebelum kepalanya kemudian dipukul. "Waktu sebelum saya pindah ke seberang, si ajudannya ini ngomel-ngomel kalian kalau dari pers tak tempeleng satu-satu, gitu," kata Makna. 

Berdasarkan salinan video yang diterima oleh Tempo, Ipda E saat kejadian tersebut terlihat mengenakan kemeja bewarna biru muda. Ia memakai jam tangan di lengan kirinya. 

Ipda E Minta Maaf

Setelah peristiwa itu, Ipda E akhirnya meminta maaf secara langsung kepada Makna pada Ahad malam, 6 April 2025. Permintaan maaf itu disampaikan usai pertemuan yang digelar di kantor Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah di Semarang. 

Polisi tersebut menyampaikan penyesalannya atas tindakan pemukulan dan ancaman yang terjadi. Ia berharap ke depannya bisa menjalankan tugas dengan sikap yang lebih humanis, profesional, dan matang. "Saya menyesal dan menyampaikan permohonan maaf kepada rekan-rekan media atas kejadian di Stasiun Tawang," kata Ipda E seperti dilansir dari Antara.

Makna Zaesar sudah menerima permintaan maaf tersebut. Meski demikian, ia mengharapkan tetap ada tindak lanjut secara institusi kepolisian atas insiden kekerasan terhadap jurnalis tersebut.

Antara Minta Polri Tanggungjawab

Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menyesalkan dan meminta Polri bertanggungjawab atas terjadinya dugaan insiden kekerasan oleh ajudan Kapolri terhadap pewarta foto Antara. 

"Insiden seperti ini kenapa harus terulang, sangat disesalkan. Teman-teman pers sedang menjalankan tugas untuk membantu memberitakan kegiatan Kapolri. Saya sangat yakin tidak ada itikad lain, selain menunaikan tugas, dan semestinya itikad ini bisa dipahami dan dihormati. Sehingga tidak perlu ada tindakan kekerasan, atau ancaman verbal," kata Direktur Pemberitaan Antara Irfan Junaidi di Jakarta, Minggu, 6 April 2025.

Irfan juga mendesak Polri untuk bertanggungjawab dan memproses oknum yang terlibat dalam insiden tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Antara akan meminta Polri bertanggung jawab atas insiden tersebut. Oknum yang bersangkutan harus diproses sesuai prosedur secara transparan. Sekaligus, insiden ini juga harus menjadi bahan koreksi agar di masa mendatang tidak terulang," ujarnya.

Polri Akan Selidiki dan Jatuhkan Sanksi

Dikonfirmasi terpisah, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko menyesalkan terjadinya insiden kekerasan tersebut.

"Kami sangat menyesalkan jika memang insiden tersebut benar terjadi, di mana yang seharusnya bisa dihindari. Memang situasi di lapangan cukup ramai, namun seharusnya ada SOP yang mestinya bisa dijalankan tanpa melalui emosi seperti tindakan secara fisik maupun verbal," kata Trunoyudo saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu, 6 April 2025.

Dia menegaskan Polri akan menyelidiki insiden tersebut, dan apabila ditemukan adanya pelanggaran, pihaknya tidak akan segan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan yg berlaku.

Lebih lanjut, Trunoyudo mengatakan saat ini pihaknya sedang mengonfirmasi soal kejadian tersebut kepada tim yang saat itu ada di lokasi.

"Pers merupakan mitra Polri yang harus saling bekerja sama. Kami berharap insiden ini tidak terulang dan kemitraan kami dengan pers akan terus kami jaga dan diperbaiki agar bisa lebih baik lagi dalam melayani masyarakat," ujar Truno.

Vedro Imanuel Girsang, Jamal Abdun Nashr, dan Antara ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus