Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gang Buntu Kandidat Kapolri

Susno Duadji dicopot dari jabatannya. Tapi masih bisa mengusulkan penggantinya.

30 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MELANGKAH keluar dari ruang kerja Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Rabu pekan lalu, Susno Duadji tak kehilangan ketenangan. Senyumnya seperti biasa, tersungging dan terukur.

Jenderal bintang tiga itu baru mendapat penjelasan tentang pencopotan jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Ia digantikan Inspektur Jenderal Ito Sumardi Djunisanyoto, mantan Koordinator Staf Ahli Kepala Polri. ”Saya kini perwira tinggi Mabes Polri,” kata Susno.

Pencopotan Susno dilakukan dalam rapat Dewan Kebijakan Jabatan dan Kepangkatan Tingkat Tinggi Markas Besar Polri, Selasa malam pekan lalu. Padahal, menurut sumber Tempo, ”Susno itu kuat. Jika tak arogan, jabatan Kapolri sudah di pelupuk matanya.”

Menurut sang sumber, pria asal Pagar Alam, Sumatera Selatan, itu punya akses istimewa di kalangan elite politik. Di internal kepolisian, lelaki kelahiran 1 Juli 1954 itu juga istimewa. Ketika menjabat pemimpin Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, ”Susno menahan kasus rekening lima belas pejabat kepolisian sehingga tak diproses hukum,” kata sang sumber.

Pamor Susno baru mulai meredup ketika merebakkan amsal ”cicak versus buaya”, sebelum penahanan dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, Chandra M. Hamzah dan Bibit S. Rianto. Pemutaran rekaman hasil penyadapan telepon Anggodo Widjojo di Mahkamah Konstitusi makin memojokkan Susno. ”Mayoritas internal kepolisian menilai Susno arogan, dan mendesak Kapolri mencopotnya,” kata sumber Tempo.

Ketika Susno menahan Chandra dan Bibit, sejatinya Kepala Polri Bambang Hendarso Danuri siap mencopotnya. Nama Matius Salempang disiapkan sebagai pengganti. ”Namun Presiden Yudhoyono tak setuju dengan pencopotan Susno,” kata sang sumber.

Kepala Polri menggunakan jurus lain: mengajukan nama Alex Bambang­ Riatmodjo. Kedekatan Alex dengan Yudhoyono diharapkan bisa meluluhkan hati Presiden. Tapi, menurut sumber Tempo, ”Presiden Yudhoyono berdalih belum menemukan kesalahan pada diri Susno.”

Menikmati posisinya yang tak terjamah, Susno makin berkibar. Dia memanggil wartawan surat kabar Kompas dan Sindo karena pengaduan Anggodo tentang pemuatan hasil pemutaran rekaman sadapan telepon. Tindakan itu menambah gusar Kepala Polri karena merasa dilangkahi.

Kepala Polri kemudian mengajukan tiga nama pengganti: Matius Salempang, Alex Bambang Riatmodjo, dan Oegroseno. Di luar dugaan, kali ini Yudhoyono setuju. ”Tapi ada perang kepentingan di internal Polri, yang melihat Bareskrim seperti kerajaan sendiri,” kata sumber Tempo. ”Mereka mendesak agar pengganti Susno bukan orang reserse.”

Juru bicara Presiden, Julian A. Pasha, menyangkal Presiden turut campur dalam penetapan pengganti Susno. ”Semua diserahkan Presiden kepada Kepala Polri,” katanya.

Kekecewaan Kepala Polri atas langkah Susno memeriksa wartawan dibenarkan Prof Dr Bachtiar Aly. Pakar komunikasi Universitas Indonesia dan anggota staf ahli Kepala Polri itu mengatakan seharusnya Susno minta bantuan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Nanan Soekarna untuk urusan pers. ”Kapolri merasa kecolongan,” kata Bachtiar.

Di tengah tarik-menarik kepenting­an, dengan berat hati Susno mau dicopot. Namun dia mengajukan nama Ito Sumardi Djunisanyoto sebagai pengganti. Nama Ito muncul bebera­pa jam sebelum pencopotan Susno di­umumkan.­ ”Meskipun sudah masuk­ gang buntu, Susno masih bisa usul nama,” kata sumber Tempo.

Hanya Susno belum bisa dikonfirmasi. Tiga nomor telepon genggamnya tak bisa dihubungi. Demikian juga dikonfirmasi melalui email pribadinya tak kunjung dibalas.

Neta S. Pane, pengamat dari Indonesia Police Watch, menilai Ito tak punya catatan bagus di reserse. Meski pernah menjabat Kepala Satuan Reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya, dia orang Satuan Lalu Lintas. ”Dia bisa dilawan juga nanti di Reskrim,” kata Neta.

Naiknya Ito dinilainya sebagai hasil kompromi Kepala Polri dengan Susno. Ito dan Susno seangkatan di Akade­mi Kepolisian, 1977. Keduanya juga pernah bertugas bersama di Bosnia. ”Seca­ra profesional, kami meragukan ke­mam­puan Ito di Bareskrim,” kata Neta.

Beberapa sumber Tempo bahkan ragu terhadap Ito. Ketika pindah dari Riau ke Sumatera Selatan, dia diantar­ pengusaha hitam dalam penerbangan dari Pekanbaru ke Palembang. Ito menjabat Kepala Polda Riau, Desember 2005 hingga akhir 2006.

Ketika menjabat Kepala Polda Suma­tera Selatan, pada 2008 dia diperiksa­ Inspektorat Pengawasan Umum dan Divisi Profesi Pengamanan Polri. Dia diduga membiarkan judi berkembang di Riau ketika menjabat Kepala Polda Riau. ”Akibatnya, pada Januari 2009 dia dicopot dari jabatan Kapolda Sumatera Selatan, dan ditarik ke Mabes sebagai staf ahli.”

Ito sendiri tak menyangka dipilih menjadi Kepala Bareskrim. Namun dia kecewa dianggap anak kemarin sore di bidang reserse kriminal. ”Yang bilang siapa?” katanya. Dia memang pernah menjabat direktur reserse selama tujuh tahun, Komandan Satuan Reserse Polres 811 Serang, Kepala Subbidang Kriminal Umum Direktorat Reserse Polda Metro Jaya, dan Kepala Subbidang Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. ”Jadi basis saya masih reserse.”

Perjalanan karir Ito dimulai di Papua­ dan Timor Timur. Permah menjadi anggota Tim Komandan Kontingen Garuda XIV di Bosnia.

Soal kasus Bank Century, Ito tak mau berandai-andai. Lulusan S-3 Jurus­an Hukum Pidana Universitas Padjadjaran, Bandung, ini menyebut kasus bank Century kasus biasa, bukan kasus luar biasa.

Dwidjo U. Maksum, Philipus Parera, Cornila Desyana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus