Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gaya Susi Pudjiastuti Interupsi Pembawa Acara Saat Kuliah Umum

Menteri Susi Pudjiastuti menginterupsi pembawa acara yang terlalu lama membaca riwayat hidupnya.

23 Agustus 2018 | 12.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan pidato saat menghadiri acara International Corak Reef Initiative (ICRI) di Paris, Prancis, Rabu, 4 Juli 2018. Foto: Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kerap tak ingin bertele-tele dalam hal protokoler. Ini pula yang diperlihatkan saat ia memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Negeri Siliwangi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis 23 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Susi Pudjiastuti tiba di lokasi pukul 09.10 WIB. Sesaat setelah memasuki ruangan kuliah, pembawa acara mempersilakan Susi naik ke panggung untuk memberi kuliah. Namun sebelum memberi kuliah terkait kedaulatan bangsa dan poros maritim, pembawa acara membaca riwayat hidup Susi terlebih dahulu.

Daftar riwayat hidup yang dibacakan rupanya cukup panjang. Susi pun bereaksi. "Interupsi. (Baca riwayat hidup) yang terakhir saja. Yang lain bisa baca di internet. Supaya tidak terlalu lama," kata Susi.

Pembawa acara kemudian mempercepat pembacaan daftar riwayat hidup Susi. "Banyak lagi aktivitas beliau yang tidak mungkin saya sampaikan di sini," kata pembawa acara.

Susi kemudian menjelaskan bahwa Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada.

Garis pantai milik Indonesia sepanjang 97.000 kilometer.
Selain itu, lanjut Susi, Indonesia memiliki zona ekonomi ekslusif (ZEE) seluas 200 nautical mil.

Kata dia, ZEE bisa begitu besar atas perjuangan pahlawan Djuanda Kartawidjaja lewat Deklarasi Djuanda.

"Beliau meminta negara lain mengakui Indonesia adalah negara kesatuan. Dulu ZEE hanya 3 mil dari tepi pantai," kata Susi.

Visi seorang Djuanda, lanjut Susi, ingin Indonesia berdaulat dan menjadi bangsa maritim yang besar. "Tanpa seorang Djuanda laut kita terpisah-pisah," ujar dia.

Menurut Susi Pudjiastuti, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sudah saatnya negara ini dominan dan disegani di bidang kemaritiman.

"Namun selama merdeka, 69 tahun, doktrin negara kita adalah negara agriculture, pertanian. Semua tentang tanah. Padahal wilayah Indonesia yang merupakan tanah cuma 29 persen. Sisanya 70 persen adalah laut," tegas dia.

Susi Pudjiastuti mengatakan, laut harus menjadi masa depan bangsa. Oleh karenanya, dia mengajak mahasiswa untuk mengawalnya bersama-sama. "Kita kawal bersama," ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus