Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Giring Ganesha alis Giring Nidji berkeinginan Ujian Nasional diganti menjadi ujian bakat nasional. Keinginan ini disampaikan Giring saat memaparkan idenya di depan tim seleksi bakal calon anggota legislatif yang digelar Partai Solidaritas Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aku punya ide Ujian Nasional dihapus dan diganti dengan ujian bakat nasional," kata Giring di kantor Dewan Pengurus Pusat PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Ahad, 5 November 2017. Bila kelak menjadi anggota Dewan, Giring mengaku akan fokus di bidang pendidikan, yakni pendidikan karakter dan penggantian UN menjadi ujian bakat nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Giring berpendapat dua idenya itu terkait erat dengan upaya melawan korupsi dan intoleransi. Di tingkat dasar, kata vokalis grup band Nidji ini, siswa harus diberi pendidikan yang mengajarkan kerja sama, komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis. Siswa juga harus dikenalkan pada keberagaman yang ada di Indonesia agar belajar bertoleransi terhadap perbedaan.
Bila UN tetap diberlakukan, menurut Giring, sistem tersebut justru berpotensi membuat siswa mencari jalan pintas, misalnya dengan membeli kunci jawaban. "Ujian Nasional bikin semua stres. Selama 12 tahun belajar soal kejujuran, akhirnya curang pakai kunci jawaban, dan ini bibit korupsi," ujar Giring beralasan.
Pemaparan Giring disampaikan di depan tiga panitia seleksi. Mereka adalah guru besar psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk, mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Bendahara Umum PSI Suci Mayang Sari.
Keinginan Giring menghapus UN direspons Hamdi. Dia menanyakan apakah Giring sudah memahami ide ujian nasional yang selama ini berlaku. "Anda sudah paham ide tentang ujian nasional? Tidak ada pendidikan di dunia yang tidak ada standardisasi," kata Hamdi.
Giring berkilah. Dia menyatakan standardisasi memang diperlukan, tetapi dalam hal tertentu saja. Misalnya dalam seleksi masuk universitas. Giring berpendapat ujian bakat yang digagasnya lebih relevan untuk menggantikan sistem UN. "Contohnya saya dan kakak saya. Kami adalah orang yang hidup dari bakat," ujar Giring.
Dia mengakui akan butuh waktu lama untuk mewujudkan idenya. Dia memperkirakan, butuh dua periode duduk di parlemen untuk memperjuangkan ide tersebut.