Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Bidan Nasional juga menghargai perjuangan atau pengabdian seluruh Bidan di seluruh Indonesia yang sudah membantu ibu melahirkan sang buah hati ke dunia, dan juga memberi semangat para Bidan dalam menjalankan tugas nya sebagai "Pahlawan" bagi ibu-ibu di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia. Bidan merupakan tenaga medis profesional yang bekerja untuk memberikan dukungan, asuhan, dan nasihat selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
Kilas Balik Penetapan Hari Bidan Nasional
Melansir dari rsisurabaya.com, terbentuknya Hari Bidan Nasional berawal dari Konferensi Bidan Pertama di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1951 atas prakarsa para bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Seluruh anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) saat itu tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) yang memiliki misi untuk meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam konferensi tersebut telah dirumuskan tujuan IBI yaitu menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan, membina pengetahuan dan keterampilan anggota profesi kebidanan, membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, serta meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
Mengutip dari kowani.or.id, pada 15 Oktober 1954, Ikatan Bidan Indonesia diakui secara sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan tertera dalam Lembaga Negara nomor: J.A.5/927 (Departemen Dalam Negeri), dan pada 1956 IBI diterima sebagai anggota ICM (International Confederation of Midwives). Selain sebagai organisasi profesi IBI juga terdaftar sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Pilihan editor : Bidan Maidiana Belasan Tahun Mengabdi di Pedalaman