Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Partai Demokrat merayakan hari jadi yang ke-19 tahun. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mengatakan ulang tahun partai kali ini diperingati dalam kondisi prihatin akibat pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, ia mengajak seluruh kader, pendukung, dan simpatisan Demokrat untuk bersama-sama menyatukan langkah dan ikhtiar dalam mengatasi pandemi dan permasalahan yang ada di dalam negeri. Utamanya membantu mengatasi Covid-19, pemulihan ekonomi, dan membantu rakyat yang kesulitan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mari bersama menjadi bagian dari solusi terbaik bagi bangsa, membantu menyelamatkan ekonomi negara, merawat demokrasi dan selalu menjadi yang terdepan untuk membantu rakyat kita," kata AHY dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 September 2020.
AHY mengatakan kader Demokrat harus selalu berani memperjuangkan harapan rakyat serta mewujudkan mimpi besar menuju Indonesia Emas 2045. Ia mengatakan tujuan itu akan tercapai jika diperjuangkan bersama-sama.
"Insya Allah, kita akan dikaruniai kekuatan dan banyak kemudahan untuk mengubah segala tantangan menjadi peluang, mengubah ancaman menjadi kesempatan," kata AHY.
Perayaan hari jadi ke-19 tahun Partai Demokrat ini dirayakan dengan peresmian renovasi kantor DPP Demokrat di Wisma Proklamasi Nomor 41, Menteng, Jakarta Pusat, peresmian seragam baru Demokrat dan syukuran sederhana. Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Ossy Dermawan mengatakan seluruh kegiatan itu dijalankan dengan protokol Covid-19 yang ketat.
Tahun lalu, peringatan hari jadi Demokrat yang ke-18 tahun bertepatan dengan 100 hari meninggalnya Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono, istri mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ibunda AHY. Selain itu, partai memperingati ulang tahun SBY yang ke-70 tahun.
Peringatan tiga momentum itu digelar di rumah SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. SBY juga menyampaikan pidato politiknya setelah delapan bulan tak bersuara lantaran mendampingi sang istri yang sakit kala itu.