Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan dirinya sangat menikmati hamparan alam di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menikmati alam yang begitu indah (di IKN), udaranya juga cukup sejuk kalau di pagi hari dan saat ini menikmati hamparan alam, bukit-bukit yang serba hijau,” kata AHY di sela-sela lari paginya di area IKN pada Jumat, 1 Maret 2024, dikutip dari akun media sosial instagramnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ketua Umum Partai Demokrat itu, daerah IKN bakal semakin hijau jika pembangunan infrastruktur di calon ibu kota baru itu selesai. “Insyaallah akan semakin hijau jika pembangunan konstruksi telah selesai,” ucap AHY.
AHY mengklaim pemerintah punya visi untuk mempertahankan lingkungan hijau di IKN meski banyak pembangunan. Di antaranya, kata dia, dengan membuat IKN menjadi kota cerdas (smart city) dan kota hutan (forest city).
“Kita ingin menghadirkan sebuah kehidupan yang benar-benar di tengah-tengah hutan, di tengah-tengah sebuah ekosistem yang harus kita jaga, kita rawat, kita lestarikan,” ujar putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengatakan pembangunan IKN Nusantara telah menyebabkan deforestasi besar-besaran di wilayah Kalimantan Timur. Salah satunya terlihat dari temuan NASA soal penyusutan hutan di IKN, mengonfirmasi peringatan yang sebelumnya disampaikan Walhi kepada pemerintah.
“Pembangunan IKN memang akan memperbesar deforestasi di wilayah IKN, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur,” kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian, kepada Tempo, Jumat, 1 Maret 2024.
Sebelumnya, penyusutan hutan ini disorot satelit National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. Satelit NASA memotret perbandingan kawasan hutan Kalimantan pada April 2022 dengan kondisi terbaru pada Februari 2024. Hasilnya, kawasan hutan yang hijau tampak menyusut.
Sementara itu, pembukaan lahan secara luas otomatis membuat tutupan lahan hilang sehingga dapat memicu banjir maupun tanah longsor. Sebab, hutan kehilangan fungsinya sebagai tempat penahan air.
“Jadi, dengan narasi memindahkan ibu kota untuk hindari banjir Jakarta, sebenarnya kita akan mendapat situasi yang sama di ibu kota negara baru,” tutur Uli.
Kemudian dalam skala makro, Uli melanjutkan, hilangnya kawasan hutan otomatis menghilangkan tempat penyerapan karbon. “Masalahnya, hilangnya fungsi hutan sebagai penyerap karbon tetap diikuti pelepasan emisi,” ucap Uli.
SULTAN ABDURRAHMAN | RIRI RAHAYU