Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengangkat masalah keamanan kawasan saat di depan pemimpin Cina, Korea Selatan, dan Jepang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-25 ASEAN Plus Three. Mereka yang hadir selain pemimpin ASEAN yaitu Perdana Menteri Cina Li Keqiang, Presiden Republik Korea Yoon Seok-yeol, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala negara mengingatkan ketiga negara bahwa stabilitas, keamanan dan perdamaian kawasan mutlak diperlukan. Ia meminta kompetisi antar negara harus dikelola dengan baik sehingga tidak berubah menjadi konflik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hukum internasional harus selalu dihormati,” kata Jokowi dalam pertemuan yang digelar di Hotel Sokha, Phnom Penh, Sabtu, 12 November 2022.
Dalam beberapa tahun terakhir, keamanan kawasan jadi salah satu isu yang muncul di antara negara ASEAN Plus Three. Salah satunya konflik Laut Cina Selatan, yang melibatkan beberapa negara ASEAN dengan Cina.
Adapun keamanan kawasan hanya satu dari tiga isu yang disinggung Jokowi dalam pertemuan ini. Isu kedua yaitu soal krisis pangan yang disebut Jokowi harus dihindari. "Mekanisme ketahanan pangan kawasan harus diperkuat, dan cadangan beras darurat ASEAN Plus Three harus ditingkatkan,” kata dia.
Menurut Jokowi, teknologi produksi beras berkelanjutan mutlak diperlukan dan kapasitas produksi. Teknologi ini kemudian harus diintegrasikan dengan sistem logistik anggota ASEAN Plus Three demi mengamankan rantai pasok dan stabilkan harga beras.
Lalu yang terakhir soal resesi ekonomi kawasan dan stabilisasi keuangan. Jokowi meminta kerja sama perangkat finansial ASEAN, Cina, Jepang, dan Korea Selatan dijalankan. "Khususnya Chiang Mai Initiative Multilateralisation," ujarnya.
Ini adalah kesepakatan pertukaran mata uang ASEAN Plus Three yang sudah diluncurkan sejak 2010. "Ketika ada ancaman krisis finansial, sinergi ini memungkinkan kita untuk peroleh early warning dan dukungan likuiditas” ujar Jokowi.
Jokowi menekankan pentingnya penguatan infrastruktur keuangan nasional melalui koordinasi antar lembaga keuangan dan bank sentral. "Peningkatan mobilisasi domestic resources dan kecermatan menjaga inflasi," ujarnya.
Di depan pemimpin Cina, Jepang, dan Korea Selatan, Jokowi menyebut ASEAN Plus Three lah yang menyelamatkan negara-negara di dalamnya dari krisis keuangan global 2008. Sekarang, kata dia, dunia kembali diuji dengan krisis global yang lebih dahsyat.
"Saya sangat percaya dengan spirit yang sama kita mampu menghadapi krisis saat ini,” ucap Jokowi.