Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Prabowo Ajak Ketatkan Ikat Pinggang, Minta Pemda dan Kementerian Kurangi Kegiatan Seremonial

Prabowo mengatakan APBN 2025 disusun untuk menjaga stabilitas, bersifat inklusif, dan berkelanjutan.

10 Desember 2024 | 17.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat malam, 6 Desember 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengajak pemerintah daerah dan kementerian/lembaga mengurangi pengeluaran untuk hal yang tidak produktif. Ia meminta tidak mengeluarkan anggaran untuk kegiatan seremonial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kurangi terlalu banyak kajian, seminar, dan sebagainya. Saatnya sekarang mengatasi masalah rakyat langsung," kata Prabowo dalam sambutan ketua penyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan buku daftar alokasi transfer ke daerah (TKD) tahun anggaran 2025 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 10 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prabowo mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2025 disusun untuk menjaga stabilitas, bersifat inklusif, dan berkelanjutan. Meski begitu, pemerintah harus melakukan pengendalian ekonomi dengan hati-hati dan terencana dengan baik.

Belanja negara, kata Prabowo, harus dilakukan untuk meningkatkan ekonomi. Selain itu, perlu melakukan penghematan pada semua bidang untuk mengurangi pemborosan. 

"Kita sekarang dalam menghadapi tantangan tidak menentu. Kita harus ikat sabuk kita. Kita harus hemat. kita harus kurangi kebocoran dari anggaran," kata Prabowo.

Prabowo pun meminta pemerintah daerah untuk memerangi kebocoran anggaran. Pemerintah pusat dan daerah harus menggunakan anggaran untuk kepentingan rakyat. "Setiap rupiah harus sampai ke rakyat yang memerlukan. Kita tak boleh toleransi terhadap kebocoran," kata Prabowo. 

Alasan Prabowo meminta efisien angaran karena geopolitik dan geoekonomi dunia berada dalam kondisi ketidakpastian. Masih ada ketegangan, peperangan, dan persaingan antara negara-negara besar.

"Hal ini mengakibatkan ketidakpastian di bidang ekonomi. Bahkan kecenderungan perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi negara besar," kata Prabowo. 

Karena itu, kata mantan Menteri Pertahanan ini, Indonesia perlu waspada. Meski dalam keadaan damai, Indonesia harus waspada dengan kondisi yang akan muncul.

"Negara yang kita anggap lebih maju bahkan diwarnai upaya darurat militer dan ketegangan lain. Karena itu, kita harus waspada bahwa setiap saat berpeluang muncul kondisi yang lebih parah dari sekarang," kata Prabowo. 

Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus