Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA hari menjelang gong Kongres Partai Amanat Nasional di Bali ditabuh, pekik kemenangan membahana di ballroom Kasultanan II, Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada Kamis malam pekan lalu. Sekitar 300 pengurus PAN mengelu-elukan calon mereka, Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan 2004-2009. "Kami sengaja berkonsolidasi di sini agar pendukung tak mudah dipengaruhi lawan," kata Totok Daryanto, ketua tim pemenangan Zulkifli, di sela acara.
Dalam kongres dengan agenda memilih Ketua PAN 2015-2020 itu, Zulkifli akan menantang Hatta Rajasa, ketua partai saat ini. Kongres yang digelar di Hotel Westin di Nusa Dua, Bali, itu akan berlangsung empat hari sejak Sabtu pekan lalu hingga Selasa pekan ini. Kubu Hatta memilih berkumpul di Kuta. "Kami atur strategi di sini," ujar Rusli Halim Fadli, anggota tim pemenangan Hatta, pada Kamis pekan lalu.
Persaingan Zulkifli dan Hatta meruncing setelah Amien Rais, ketua majelis pertimbangan partai, yang mendirikan PAN pada 1998, terang-terangan mendukung Zulkifli. Padahal Amien menjagokan Hatta dalam Kongres PAN di Batam pada 2010 dengan "menggulingkan" ketua lama, Soetrisno Bachir. Setelah kekalahan itu, Soetrisno menepi dari hiruk-pikuk politik. Dalam pemilihan presiden lalu, juragan batik Pekalongan ini mendukung Joko Widodo, rival Hatta Rajasa-pendamping Prabowo Subianto.
Kini Amien-Soetrisno bersatu padu mendukung Zulkifli, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat. Hubungan keduanya yang merenggang seusai kongres di Batam kembali dekat, terutama setelah Amien bertandang ke rumah Soetrisno di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, pada Jumat dua pekan lalu. Dua hari sebelumnya, Zulkifli sowan meminta dukungan. "Puncaknya setelah kunjungan Pak Amien, tapi dukungan saya untuk Zul lahir melalui kontemplasi," kata Soetrisno.
Menurut Soetrisno, Amien mendatanginya agar mendukung Zulkifli menjadi Ketua PAN. "Imbalannya?" Kursi ketua majelis pertimbangan partai. Dalam kongres di Bali, Amien berencana mundur dari struktur partai dan menyerahkannya kepada Soetrisno. Biasanya, setelah kongres memilih ketua baru, ketua majelis diserahkan kepada Amien sebagai pendiri. "Itu kesepakatannya," ujar Soetrisno.
Kesepakatan inilah yang memicu kongres PAN menjadi semarak dan menarik. Sebab, Hatta Rajasa sejak awal ingin ketua partai hanya menjabat satu periode. Karena itu, ia akan menanggalkan kedudukannya dengan mendukung Zulkifli sebagai calon tunggal dan ia menduduki ketua majelis pertimbangan partai. Komposisi ini, kata Hatta, sudah dibicarakan juga dengan Amien Rais.
Rencana itu buyar begitu Soetrisno masuk gelanggang. Menurut Hatta, ada komunikasi yang tak jalan di kalangan elite partai dengan berembusnya isu bahwa ia ingin menggantikan Amien Rais di kursi ketua majelis pertimbangan partai. Isu ini memicu Amien mengumpulkan para petinggi PAN, antara lain mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Azwar Abubakar, Dradjad Wibowo, Tjatur Sapto Edy, A.M. Fatwa, dan Zulkifli Hasan, pada akhir November tahun lalu.
Hasil pertemuan itu di luar ekspektasi Hatta-kendati dia turut membahasnya. Ada dua opsi isi kongres: Hatta maju lagi sebagai calon ketua partai atau ada pergantian. Kursi ketua majelis pertimbangan partai sama sekali tak dibahas hingga pertemuan berakhir. Mereka sepakat pemilihan ketua umum dilakukan lewat kompetisi terbuka. "Saya agak kecewa karena harapan saya jadi ketua majelis pertimbangan partai, tapi disuruh maju lagi," kata Hatta.
Ia tak khawatir kembalinya Soetrisno dan dukungan Amien untuk Zulkifli bakal mengurangi kansnya menang. Hatta mengandalkan jaringan Muhammadiyah, termasuk organisasi sayap PAN yang sudah menyatakan bergabung dengan janji menaikkan suara PAN pada Pemilihan Umum 2019. Dalam pemilu lalu, PAN hanya membukukan 7,6 persen atau 48 kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Partai ini turut mendukung Koalisi Merah Putih, kumpulan partai penentang pemerintahan Joko Widodo, dalam pemilihan presiden lalu.
Ira Guslina Sufa (jakarta), Rofiqi Hasan (bali), Anang Zakaria (yogyakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo