Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Kawah Gunung Ijen Semburkan Asap, PVMBG Akan Tambah Detektor

PVMBG tidak menyangka asap beracun dari kawah Gunung Ijen bisa sampai ke permukiman warga yang berjarak 7 kilometer.

23 Maret 2018 | 06.08 WIB

Seorang penambang membawa belerang yang berhasil dikumpulkannya di gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, 16 April 2016. Setiap harinya para penambang ini mampu mendapatkan uang sekitar Rp. 100.000 untuk belerang yang dijualnya. AP/Binsar Bakkara
Perbesar
Seorang penambang membawa belerang yang berhasil dikumpulkannya di gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, 16 April 2016. Setiap harinya para penambang ini mampu mendapatkan uang sekitar Rp. 100.000 untuk belerang yang dijualnya. AP/Binsar Bakkara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gede Suantika mengatakan pihaknya akan mengupayakan menambah peralatan pemantau gas beracun dari Kawah Gunung Ijen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kita tidak menyangka sejauh itu dampaknya, sampai 7 kilometer. Kita akan usahakan memasang detektor gas di sekitar permukiman warga,” kata Gede saat dihubungi Tempo pada Kamis, 22 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kawah Gunung Ijen meledak pada Rabu, 21 Maret 2018 sekitar pukul 19.45 WIB. Ledakan itu menimbulkan semburan gas beracun yang diduga dipicu oleh letusan dari kawah Ijen. Asap yang ditimbulkan oleh ledakan itu kemudian terbawa angin ke arah barat, yaitu ke arah permukiman warga.

Kawasan yang terdampak adalah Dusun Watucapil, Curah Macan, dan Margahayu di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso. Dua orang yang melintas dan terjebak asap dievakuasi ke Paltuding dan Sempol.

Gede mengatakan, PVMBG sudah memasang detektor gas di sekitaran puncak kawah Gunung Ijen sejak setahun lalu. Karena itu, gas beracun yang ikut keluar bersamaan dengan letusan di Kawah Gunung ijen itu sempat terdeteksi oleh detektor gas. “Prekursornya (tanda-tandanya) ada. Tapi kami belum yakin dengan ukuran letusan seperti itu, bisa mengeluarkan dampak seperti itu,” kata dia.

PVMBG tidak menyangka aliran gas yang terbawa angin malam itu jangkauannya hingga permukiman warga yang berjarak 7 kilometer dari kawah Gunung Ijen. Padahal, Gede menyebut kondisi udara stabil. “Angin ke arah barat, ke arah permukiman warga yang jaraknya 7 kilometer. Udaranya gak begitu kencang, kalem saja,” kata dia.

Meski kawah Ijen meletus, status Gunung Ijen masih dipatok normal hingga Kamis ini. Letusan freatik kecil kerap terjadi di kawah Gunung Ijen. “Erupsi kecil berupa hembusan. Freatik minor,” kata Gede.

Gede mengatakan, letusan freatik tersebut merupakan karakter khas di kawah Gunung Ijen. Menurut dia, sering terjadi letusan freatik di kawah. "Jadi lebih pada gejala permukaan akibat hidrotermal aktivasi. Yakni ada air di permukaan, ada panas di bawah. Sehingga terjadi akumulasi gas. Itu yang meletup. Terakumulasi, lalu rilis,” kata dia.

PVMBG pun merekomendasikan agar pengelola kawasan kawah Gunung Ijen menutup daerah tersebut dari kunjungan warga. Pembukaan lagi kawasan itu menunggu hasil kajian tim PVMBG yang tengah berangkat menuju kawah itu Kamis malam ini. “Kita lihat hasil pemantauan tim besok,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus