Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan platform rapor pendidikan kini sudah menjangkau satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Rapor pendidikan adalah alat bantu sekolah untuk melakukan perencanaan dan refleksi dengan tujuan peningkatan kualitas pendidikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pembaruan ini melengkapi ketersediaan rapot pendidikan jenjangnpendidikan dasar dan menengah," kata Nadiem dalam sebuah video yang ditayangkan dalam acara 'Rapor Pendidikan 2024' di Gedung Kemendikbudristek, Selasa 5 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nadiem mengatakan rapor pendidikan merupakan salah satu dari bagian paket Merdeka Belajar untuk melakukan transformasi pendidikan. Rapor pendidikan membantu sekolah melakukan identifikasi masalah, melakukan refleksi masalah, dan menentukan prioritas pembenahan.
Menurut Nadiem, Merdeka Belajar mampu menciptakan transformasi pendidikan selama lima tahun terakhir. Dampak transformasi ini sudah dirasakan guru, pelajar, dan kepala sekolah. "Dampak kebermanfaatan dirasakan jutaan guru," ujarnya.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan rapor pendidikan menyajikan data kondisi pendidikan nasional berdasarkan data dari hasil asesmen nasional. Rapor pendidikan bisa digunakan sebagai alat bantu perencanaan anggaran dan kebutuhan murid. Saat ini, lebih dari 90 persen satuan pendidikan sudah menggunakan rapor pendidikan.
"Jadi tak perlu mengumpulkan data sendiri," kata Anindito dalam sambutannya di Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa 5 Maret 2024.
Adapun rapor pendidikan untuk PAUD sudah dilengkapi hasil survei lingkungan belajar dengan 3 indikator prioritas. Tiga indikator itu,yakni penerapan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk usia dini, pembangunan untuk mempelajari kemampuan pondasi, dan kemitraan dengan orang tua wali.
Pada 2023, Anindito mengatakan ada 175 ribu PAUD mengikuti survei dengan tujuan melihat kualitas pendidikan di PAUD. Survei ini untuk melihat metode belajar PAUD hingga kemitraan dengan orang tua murid.
"Kita ingin lihat apakah dalam metode belajar sudah menerapkan pembelajaran menyenangkan. Apakah dalam menghitung lebih menghafal atau sambil bermain. Ini yang kita lihat," kata Anindito.
Anindito mengatakan, hasil survei itu saat ini masih diolah. Namun, satuan pendidikan sudah bisa mengakses hasil itu sebagai bahan refleksi tuk menyusun perencanaan. "Hal baru lain ada pembaruan tampilan akses supaya lebih mempermudah," ujarnya.