Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan akan melakukan audit terhadap infrastruktur dalam kaitan banjir Jabodetabek. Apalagi sejumlah titik di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek dilanda banjir sejak awal pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Oleh karena itu, asesmen mengenai infrastruktur pembenahan menjadi sesuatu yang penting," kata dia saat ditemui di Kantor Kemenko PMK pada Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pratikno menyampaikan bahwa ide tersebut telah didiskusikan dengan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan. Ia juga menambahkan bahwa rencana ini merupakan upaya untuk menghadapi perubahan iklim, yang berpotensi menyebabkan bencana yang semakin parah.
Selain mengaudit tata kelola infrastruktur, Pratikno juga menekankan akan melakukan pembenahan dalam penanganan sampah dan lain sebagainya sebagai bentuk evaluasi dari banjir Jabodetabek yang terjadi saat ini.
"Tentu saja hal-hal yang dalam keseharian penanganan sampah dan lain sebagainya," ujarnya.
Banjir menerpa beberapa titik di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek sejak Senin, 3 Maret 2025. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur hampir seluruh wilayah Jabodetabek pada Ahad sore hingga malam, memicu kekhawatiran akan potensi banjir meluas di beberapa daerah.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Mohamad Yohan, mencatat hingga Selasa, 4 Maret 2025, pukul 19.00 WIB, genangan yang tersisa terjadi di 117 RT dan dua ruas jalan akibat banjir Jakarta. Wilayah yang masih terendam itu berada di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
“Sedangkan dua jalan yang masih tergenang banjir yakni Jalan Puri Kembangan, Kecamatan Kedoya Selatan, Jakarta Barat, dengan ketinggian 40 sentimeter, dan Jalan Puri Mutiara, Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, dengan ketinggian 70 sentimeter,” kata Yohan seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa.
Dari data yang diterima Tempo, BPBD mencatat sebanyak 3.384 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut. Para pengungsi itu berasal dari Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Bidara Cina, Kelurahan Cawang, Kelurahan Pejaten Timur, dan Kelurahan Cilandak Timur. Pengungsi terbanyak berasal dari Kelurahan Bidara Cina yang mencapai 919 jiwa.
Oyuk Ivani S berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan Editor: Menyorot Strategi Pramono Anung Mengatasi Banjir Jakarta