Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan sementara seluruh operasional di situs PT Nusa Alam Lestari (NAL) setelah kecelakaan berujung kematian 10 pekerja di tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat, pada Jumat kemarin, 9 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan penghentian sementara ini dilakukan sampai hasil investigasi menyimpulkan aman untuk dilanjutkan sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara nomor 06.E/37.04/DJB/2019 tanggal 15 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ridwan Djamaluddin mengatakan empat orang Tim Inspektur Tambang Kementerian ESDM, yang dipimpin langsung oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatra Barat, telah tiba di lokasi ledakan untuk melakukan pemeriksaan awal, koordinasi evakuasi korban, dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut.
“Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh Inspektur Tambang,” kata Ridwan dalam keterangan resminya, Sabtu, 10 Desember 2022.
Pada Jumat, 9 Desember 2022, pukul 08.50 WIB, ledakan terjadi di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, yang memiliki Izin Usaha Pertambangan batu bara sejak 6 Juli 2020.
Ledakan terjadi pada awal shift kerja di mana sudah terdapat 14 orang pekerja tambang yang berada di lubang tambang. Pada hari kejadian sekitar pukul 17.50 WIB, 14 pekerja berhasil dievakuasi dengan kondisi tiga orang alami luka ringan, satu orang mengalami luka bakar, dan 10 pekerja meninggal. Korban jiwa dan luka kemudian dilarikan ke RSUD Kota Sawahlunto.
Proses evakuasi tersebut dilakukan oleh tim PT Nusa Alam Lestari bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, BASARNAS, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, dan Kepolisian Republik Indonesia.
Kepala Seksi (Kasi) Operasi (Ops) Badan SAR Nasional (Basarnas) Padang Octavianto mengatakan situasi di area kecelakaan dipenuhi gas metan yang berbahaya dan juga reruntuhan. Kondisi ini menyulitkan evakuasi sehingga tim SAR menggunakan blower untuk mengeluarkan gas metan dan gas berbahaya lain dari dalam ke luar.
“Tim unsur gabungan berjibaku mengevakuasi korban mengingat lokasinya cukup sulit untuk mengambil orang banyak,” kata Octavianto pada saat proses evakuasi korban terjebak di lubang tambang batu bara kemarin.