Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengakibatkan 127 orang meninggal dan 180 orang lainnya menjalani perawatan. Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, mengunggah gambar tanda berkabung atas tragedi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gilang mengunggah sebuah gambar pita putih dengan latar belakang hitam di akun media sosial Instagram pribadinya pada Ahad dini hari tadi, 2 Oktober 2022. Tak ada kata-kata yang dia tuliskan di keterangan gambar tersebut. Pria yang terkenal dengan sebutan Juragan 99 itu juga mengganti foto profilnya dengan gambar tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga berita ini diturunkan, unggahan Gilang itu mendapatkan respon dari sekitar 32 ribu pengikutnya. Sekitar 3 ribuan orang juga memberikan komentar.
Mereka rata-rata menyatakan turut berduka atas tragedi tersebut. Ada juga yang meminta agar Aremania, suporter Arema FC, untuk menahan emosi dan tak mudah terprovokasi apa pun hasil akhir pertandingan.
Kronologi kerusuhan
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyatakan bahwa kerusuhan itu bermula ketika sekitar tiga ribu suporter turun ke lapangan pasca pertandingan. Mereka tidak puas dengan kekalahan tim kesayangannya dengan skor 2-3 di kandang sendiri.
"Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," kata Nico dalam konferensi pers Ahad, 2 Oktober 2022.
Para suporter Arema FC itu disebut berupaya mencari pemain dan ofisial. Melihat kondisi itu, menurut Nico, petugas keamanan berupaya melakukan pencegahan agar para suporter tidak mengejar pemain dan ofisial.
Polisi lepaskan gas air mata, penonton menumpuk di pintu keluar
Aparat keamanan lantas melepaskan gas air mata untuk membubarkan para suporter. Menurut Nico, penembakan gas air mata dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan dinilai telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata dia.
Nico menyatakan, dari 127 orang korban meninggal tersebut dua diantaranya merupakan anggota Polri. Selain korban jiwa, terdapat juga 14 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 diantaranya merupakan kendaraan Polri.
Duel Arema FC vs Persebaya Surabaya memang dikenal sebagai pertarungan sarat gengsi. Pasalnya, laga itu mempertemukan dua tim terbesar di Jawa Timur.
Jalannya pertandingan
Laga ini sebenarnya berlangsung cukup lancar. Persebaya Surabaya sempat unggul 2-0 terlebih dahulu lewat gol Juninho pada menit ke-8 dan Leo Lelis pada menit ke-32.
Arema FC baru bisa menyamakan kedudukan menjelang turun minum lewat dua gol Abel Camara, salah satunya melalui titik putih. Gol Sho Yamamoto pada awal babak kedua menjadi penentu hasil akhir laga tersebut.
Kemenangan 3-2 Persebaya Surabaya itu mengakhiri kutukan 23 tahun tim Bajul Ijo tak pernah menang ketika bertandang ke markas Arema FC.
Hasil itu juga membuat kedua tim kini bersaing ketat di papan klasemen BRI Liga 1. Arema FC kini menempati posisi kesembilan dengan perolehan 14 angka sementara Persebaya tepat di bawahnya dengan selisih hanya satu angka.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu membuat PT Liga Indonesia Baru, operator BRI Liga 1, menghentikan kompetisi itu selama sepekan ke depan.