Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Ketahui Seperti Apa Al Quran Braille dan Bagaimana Tunanetra Membacanya

Al Quran Braille memiliki ukuran yang berbeda dengan Al-Quran pada umumnya.

16 Maret 2021 | 19.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswa tuna netra PSBN Wyata Guna membaca Al Quran usai salat Dzuhur di Bandung, Jawa Barat, Senin 6 Mei 2019. Para siswa mengisi waktu istirahat dengan mengaji Al Quran Braille saat bulan Ramadan 1440 H. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Membaca Al Quran Braille bagi tunanetra mirip seperti membaca huruf Braille. Hampir semua huruf Hijaiyah merupakan kombinasi dari titik Braille pada huruf latin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang tunanetra di usia dewasa, Irma Hikmayanti menjelaskan bagaimana difabel Netra membaca Al Quran Braille. "Misaalkan huruf Alif, formasi titik Braille-nya hampir sama dengan huruf A pada huruf latin. Hanya ditambahkan tanda satu titik lagi pada hurufnya sebagai tanda fathah, kasrah, atau dhomah," ujar Irma Hikmayanti kepada Tempo, Minggu 14 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irma yang kehilangan kemampuan penglihatan total di tahun 2008, menjelaskan, membaca huruf Al Quran dalam format Braille terasa lebih mudah dibandingkan saat dilihat secara konvensional. Apalagi ketika membaca Al Quran dulu, Irma juga mengalami kondisi lemah penglihatan atau Low Vision.

Saat itu, menurut Irma, huruf-huruf Al Quran terlihat hampir seperti berkumpul di tengah, keriting, dan tanda bacanya sulit teridentifikasi apakah fathah, kasrah, atau dhomah. Bagi penyandang Low Vision, membaca Al Quran dengan penglihatan terasa menyulitkan, terutama bila Al Quran tidak memiliki pembatas antar baris. Huruf Hijaiyah yang menyertakan tanda kasrah atau fatah bisa jadi tertukar letaknya bila tidak disertai garis.

Ilustrasi Al Quran Braille. TEMPO/Prima Mulia

Al Quran Braille memiliki ukuran yang berbeda dengan Al Quran pada umumnya. Al Quran Braille lebih tebal dibanding Al Quran biasa. Musababnya, pencetakan huruf Braile pada kertas tidak dapat dilakukan bolak balik.

Bila satu jilid Al Quran dapat memuat 30 juz, kondisi ini berkebalikan dengan Al Quran Braille. Satu buku atau satu jilid Al Quran Braille hanya dapat memuat satu juz. Dengan begitu, 30 juz Al Quran Braille dapat menghabiskan ruang penyimpanan hingga satu rak buku.

Tentu harus belajar membaca huruf Braille dulu sebelum membaca Al Quran Braille. Sama seperti non-difabel, seorang tunanetra mulai belajar membaca Al Quran Braille melalui Iqra. Irma belajar membaca Al Quran Braille dengan cepat dan rajin mengulang. Tak sampai dua bulan dia sudah lancar membacanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus