Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Kilas Balik Pulau Galang Jadi Tempat Penampungan Pengungsi Vietnam

Warga Pulau Rempang batal direlokasi ke Pulau Galang. Pulau Galang dulunya merupakan kamp pengungsian warga Vietnam. Begini kilas baliknya.

22 September 2023 | 19.27 WIB

Pekerja memperbaiki bangunan bekas rumas sakit pengungsi Vietnam di kawasan bekas Camp Vietnam di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat, 20 Maret 2020. Pulau bersejarah ini pernah menjadi lokasi kamp penampungan pengungsi dari Vietnam pada tahun 1979-1996. ANTARA/M N Kanwa
Perbesar
Pekerja memperbaiki bangunan bekas rumas sakit pengungsi Vietnam di kawasan bekas Camp Vietnam di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat, 20 Maret 2020. Pulau bersejarah ini pernah menjadi lokasi kamp penampungan pengungsi dari Vietnam pada tahun 1979-1996. ANTARA/M N Kanwa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib ribuan warga Pulau Rempang, Batam yang akan direlokasi ke Pulau Galang nyaris serupa dengan pengungsi Vietnam 40 tahun silam. Warga Vietnam mengungsi ke Pulau Galang demi penghidupan baru setelah perang di negara mereka usai.

Sementara warga Rempang “diungsikan” ke pulau itu karena proyek strategis nasional Rempang Eco-City.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Wacana relokasi itu mendapat tentangan dari warga hingga menyebabkan bentrok dengan aparat pada 7 September lalu. Terbaru, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah membatalkan wacana relokasi. Warga yang terimbas rencana investasi produsen kaca asal China, Xinyi Group, akan digeser ke lahan lain di Pulau Rempang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Itu bukan relokasi karena kalau dari Rempang ke Pulau Galang itu kan relokasi beda pulau, tapi kalau dari Rempang ke Rempang itu bukan relokasi, itu pergeseran,” kata Bahlil di Nusa Dua, Bali, pada Rabu, 20 September 2023.

Cerita Pulau Galang Jadi Kamp Pengungsian Orang Vietnam

Menukil studi Penampungan Orang Vietnam di Pulau Galang 1975-1979 dalam e-Journal Pendidikan Sejarah, Vietnam dilanda perang selama 30 tahun dan berakhir pada 1975. Perang yang berkepanjangan itu menyebabkan kerusakan berbagai segi kehidupan. Banyak penduduk Vietnam melakukan eksodus. Mereka meninggalkan Tanah Air untuk mencari negara baru demi kehidupan lebih baik.

Indonesia adalah salah satu negara tujuan orang-orang Vietnam yang kecewa kepada negaranya itu. Mereka belakangan dijuluki Manusia Perahu karena nekat melintasi lautan demi hengkang dari Vietnam. Sekitar 25 ribu pengungsi telah berdatangan di Indonesia hingga 1979. Agar tidak menimbulkan ketidastabilan sosial dalam negeri, Pemerintah Indonesia menyediakan tempat khusus bagi mereka yaitu, Pulau Galang.

Sejarawan Asvi Warman Adam dalam Pulau Galang, Wajah Humanisme Indonesia (2012) oleh Peneliti Madya BPNB Kepri, Dr Anastasia Wiwik Swastiwi membagi tiga periode sejarah pengungsian di Indonesia. Pertama, periode 1975 hingga 1978, ditandai dengan berdirinya kamp-kamp pengungsian di beberapa pulau di Indonesia. Kedua, periode 1979 hingga 1989, ketika berdiri kamp pengungsian yang terkonsentrasi di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Ketiga, periode 1989 hingga kini.

Sebelum ditampung di Pulau Galang, para pengungsi masuk ke sejumlah daerah di Kepulauan Riau. Manusia Perahu yang pertama kali dan ingin menetap di Indonesia, yaitu yang mendarat di Pulau Laut, Kepulauan Natuna pada 25 Mei 1975. Pada saat yang sama, pengungsi Vietnam lainnya juga sudah masuk Tarempa, saat ini masuk wilayah Kabupaten Anambas. Ribuan orang pengungsi juga tiba di Bintan, dan pulau-pulau sekitarnya.

Pulau Galang kemudian ditetapkan menjadi kamp pengungsian Vietnam. Sebelumnya, lewat forum konferensi internasional tentang lokasi pengungsi Indocina di Jenewa 1975, Indonesia bersama Malaysia, Muangthal, dan Hong Kong menyediakan diri. Majalah Tempo edisi 19 Mei 1979, melaporkan, kesepakatan ini diputuskan pada 21 Februari 1979, saat ASEAN bersama UNHCR mengadakan rapat di Bangkok, Thailand. Pulau itu direncanakan menampung 10 ribu pengungsi di Asia Tenggara dan Indonesia.

Total sebanyak 140.738 pengungsi yang masuk ke Pulau Galang pada 1979. Namun hingga 1987, tercatat tinggal 1.600 pengungsi yang menghuni barak-barak ungsian di pulau itu. Jumlah ini menyusut karena sudah 124.049 orang bisa dimukimkan di negara ketiga. Lainnya, 8 orang direpatriasi dan 122 orang meninggal. Majalah Tempo edisi Senin, 23 Juni 1990 melaporkan, jumlahnya membeludak lagi pada 1990, mencapai 16.559 orang setelah kedatangan pengungsi dari Kamboja.

Sekitar 250 ribu orang pengungsi menetap di Pulau Galang hingga 1996. Pemerintah Indonesia lalu memulangkan mereka. Sebagian lagi mendapatkan suaka di negara ketiga. Namun ada pula yang menolak untuk kembali ke Tanah Airnya. Sekitar 5 ribu pengungsi dipulangkan ke negaranya karena tidak lolos tes untuk mendapatkan kewarganegaraan baru. Mereka protes atas kebijakan ini dengan membakar dan menenggelamkan perahu.

Oleh Pemerintah Otorita Batam, sebagian dari perahu-perahu itu dapat diselamatkan untuk dipamerkan sebagai pengingat suatu peristiwa kemanusiaan yang pernah terjadi di Pulau ini. Pulau Galang kemudian ditetapkan sebagai destinasi wisata sejarah. Salah satu objek kunjungan yang menarik adalah sisa-sisa barak pengungsi, Camp Vietnam Pulau Galang namanya. Pada 2022 lalu, destinasi wisata ini menerima penghargaan Memori Kolektif Bangsa (MKB).

HENDRIK KHOIRUL MUHID | YOGI EKA SAHPUTRA | MAJALAH TEMPO
Pilihan editor: 3 Langkah Pemrintah dan Polri Selesaikan Konflik di Pulau Rempang

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus