Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Kotoran Burung Puyuh Bermanfaat di Tangan Petani Milenal

Kegiatan Pendampingan teknis kepada Petani Milenial Burung Puyuh dapat direplikasi ke daerah lain karena menjadi model bisnis baru yang menjanjikan.

13 Agustus 2021 | 15.35 WIB

Petani Milenial saat memulai budidaya burung puyuh di Biomethagreen Rumah Edukasi. (Foto: DKPP Jabar)
Perbesar
Petani Milenial saat memulai budidaya burung puyuh di Biomethagreen Rumah Edukasi. (Foto: DKPP Jabar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO JABAR – Petani masa kini, atau petani milenial di Jawa Barat punya solusi jitu untuk mengatasi timbunan kotoran burung puyuh. Semua kotoran tersebut bisa disulap menjadi pakan ternak dan pupuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar, Jafar Ismail menceritakan bahwa terobosan tersebut dijalankan saat memberikan pendampingan teknis kepada Petani Milenial Burung Puyuh (PMBP). Saat ini PMBP sudah melakukan budidaya burung puyuh di Biomethagreen Rumah Edukasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kotoran burung puyuh, kata Jafar, menjadi salah satu kendala yang dihadapi sejak peluncuran PMBP pada 22 Juli 2021. Pasalnya, dari 10.000 ekor burung puyuh, setiap hari menghasilkan satu karung kotoran.

Akhirnya, kotoran tersebut menjadi pakan maggot. Nantinya, maggot segar  dapat dijadikan pakan burung puyuh. sedangkan "kasgot" atau bekas maggot dapat digunakan untuk pupuk organik tanaman.

"Itu yang dilakukan petani milenial. Jadi kotoran burung puyuh dapat bermanfaat. Apalagi magot juga mengandung gizi yang bagus bagi burung puyuh," ujar Jafar.

Kegiatan DKPP Jabar melakukan pendampingan teknis kepada PMBP bekerja sama dengan PT Agro Jabar selaku offtaker. DKPP Jabar dan PT Agro pun memfasilitasi dukungan aktivitas selama PMBP tinggal di Area Biomethagreen Rumah Edukasi sebagai pendamping para PMBP

Jafar memastikan, budidaya burung puyuh oleh PMBP dilakukan sesuai SOP yang sudah diberikan. PMBP juga sudah memiliki pengalaman selama magang di P4S SQF Sukabumi. Pengalaman itu menjadi modal bagi PMBP untuk menyelesaikan problem yang datang selama budidaya berlangsung. 

"Selama ini mereka sudah beradaptasi dengan lingkungannya. Dan bekal pengalaman magang di Sukabumi bisa dijadikan sebagai pembelajaran juga. Mereka terus mengevaluasi pemeliharaan burung puyuh dan ketika menghadapi masalah mereka sudah punya solusi sendiri," katanya. 

Jafar juga berharap PMBP dapat berkontribusi menyelesaikan masalah keterbatasan tenaga kerja, dapat meningkatkan produktivitas burung puyuh, serta meningkatkan konsumsi protein dari burung puyuh, baik telur maupun daging di Jabar. 

Terlebih, berdasarkan hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) pada 2018, jumlah rumah tangga usaha budidaya burung puyuh di Jabar hanya 1.705 rumah tangga atau 0,09 persen dari total rumah tangga usaha peternakan Jabar. 

"Kegiatan PMBP ini tidak hanya menjadi gerakan atau model bisnis di level provinsi saja, akan tetapi dapat juga direplikasi dan diterapkan di 27 kabupaten/kota se-Jabar guna mewujudkan budidaya burung puyuh yang semakin berkembang dalam upaya memenuhi konsumsi protein hewani," kata Jafar. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus