Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jatim nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, menyorot kemanangan pasangan calon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Pasangan nomor urut 2 itu unggul di hasil rekapitulasi pilkada Jawa Timur 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luluk menuding telah terjadi banyak dugaan pelanggaran di pilkada Jatim 2024. Luluk mengklaim telah mengantongi banyak bukti adanya tindakan yang menciderai proses demokrasi yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya praktik politik uang yang masif, seperti pembagian sembako berupa beras, minyak goreng, dan uang tunai. Menurut dia, tindakan tersebut dilakukan menjelang hari pencoblosan.
Adapun KPU Jatim telah mengumumkan hasil rekapitulasi suara pilkada Jatim pada Selasa, 10 Desember 2024. “Bahkan ditemukan stiker kampanye yang jelas-jelas melekat pada bantuan tersebut. Hal ini sangat mencederai integritas pemilu,” ucap Luluk pada Selasa, 10 Desember 2024.
Selain itu, Luluk juga mengkritisi temuan tempat pemungutan suara (TPS) dengan hasil yang mencurigakan. Misalnya, TPS yang memenangkan paslon tertentu hingga 100 persen serta pemilih yang mencoblos lebih dari satu kali.
“Praktik semacam ini tidak hanya merugikan saya sebagai calon, tetapi juga masyarakat luas yang menginginkan pemilu bersih dan adil,” ujar kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Menurut Luluk, kecurangan semacam ini tidak dapat dinormalisasi dan harus menjadi perhatian serius. Karenanya, dia menginginkan evaluasi mendalam terhadap penyelenggara pemilu. “Jika prinsip kejujuran dan keadilan diabaikan, maka potensi kerugian akan dirasakan oleh semua pihak,” ujar anggota DPR RI 2019-2024 itu.
Luluk menutup pernyataannya dengan harapan agar temuan pelanggaran ini menjadi catatan perbaikan pada pemilu dan pilkada pada masa yang akan datang. Dia juga meminta seluruh pihak untuk tidak membiarkan praktik semacam ini terus berulang.
“Normalisasi terhadap pelanggaran seperti ini hanya akan memperburuk kualitas demokrasi kita," kata perempuan 53 tahun itu.
Luluk juga menyampaikan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan menang atau kalah. Sebab, urusan menang dan kalah sudah menjadi suatu keniscayaan yang harus diterima dengan lapang dada.
Dirinya sekaligus berterima kasih kepada seluruh relawan Luluk-Lukman (Luman) yang telah bekerja keras di pilgub Jatim 2024.
Adapun hasil rekapitulasi pilgub Jatim 2024 menempatkan paslon Khofifah-Emil menjadi pemenangnya dengan 12,1 juta suara atau 58,8 persen. Sementara, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta pada urutan kedua dengan perolehan 6,7 juta suara atau 32,52 persen, kemudian Luluk-Lukmanul Khakim memperoleh 1,7 juta suara atau 8,67 persen.
Tempo telah berupaya menghubungi dua tim pemenangan Khofifah-Emil, Boedi Prijo dan dr Makhyan Jibril, untuk menanggapi tudingan Luluk. Namun, keduanya tidak merespons hingga Rabu, 11 Desember 2024. Selain itu, Ketua KPU Jatim Aang Kunaifi; Ketua Bawaslu Jatim Warits; dan dua anggotanya, Eka Rahma dan Anwar Noris, juga tidak merespons.
Pilihan editor: Mendorong Pendekatan Kesejahteraan tanpa Operasi Militer