Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair Jadi Anggota Dewan Pengawas Danantara

Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Danantara pada hari ini di Istana Kepresidenan Jakarta.

24 Februari 2025 | 18.31 WIB

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (dua kanan) berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat 19 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Perbesar
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (dua kanan) berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat 19 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pelaksana (Chief Executive Officer/CEO) Danantara Rosan Roeslani mengatakan mantan perdana menteri Inggris Sir Anthony Charles Lynton Blair atau Tony Blair menjadi anggota dewan pengawas Danantara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Iya (Tony jadi dewan pengawas) salah satunya," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Senin, 24 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun, Rosan tidak menjelaskan lebih lanjut alasan memilih Tony untuk menjadi dewan pengawas.

Presiden Prabowo Subianto telah membentuk badan pelaksana Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan Rosan Roeslani ditunjuk sebagai Kepala Badan Pelaksana (Chief Executive Officer/CEO) Danantara.

Hasan mengatakan Rosan akan dibantu oleh Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO) dan Dony Oskaria selaku Chief Operating Officer (COO). Pandu saat ini menjabat sebagai Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Sedangkan, Dony menjabat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Bapak Dony Oskaria sebagai holding operasional, Bapak Pandu Sjahrir yang akan megang holding investasi,” kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Senin, 24 Februari 2025.

Prabowo juga menunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas dan Muliaman Hadad selaku Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara. 

Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Danantara pada hari ini di Istana Kepresidenan Jakarta. Prabowo menyebut Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara akan berfokus pada sektor hilirisasi nikel hingga pembangunan pusat data kecerdasan buatan. 

Prabowo mengungkap akan mengalokasikan gelombang pertama investasi di Danantara senilai US$ 20 miliar untuk sekitar 20 proyek strategis nasional. “Kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan,” kata Prabowo dalam pidato peresmian Danantara yang dipantau melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden pada Senin, 24 Februari 2025.

Kepala Negara mengklaim proyek-proyek tersebut bakal berdampak tinggi dan menciptakan nilai tambah yang signifikan untuk negara, seperti menciptakan lapangan kerja yang bermutu serta kemakmuran berjangka panjang bagi masyarakat. “Kami tidak mau lagi menjual sumber alam dengan murah, kami tidak mau jadi sumber raw material bagi bangsa lain,” kata dia.

Dana sebesar US$ 20 miliar atau Rp 300 triliun itu, ujar dia, merupakan hasil penghematan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya. “Kami berhasil mengamankan lebih dari Rp 300 triliun, hampir US$ 20 miliar, dalam bentuk tabungan negara,” ucap dia. “Dana yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan belanja-belanja yang kurang tepat sasaran.”

Prabowo mengatakan Danantara bukan hanya lembaga pengelola dana investasi, tetapi juga instrumen atau alat pembangunan nasional. “Jangan salah, apa yang kami luncurkan hari ini bukan sekedar dana investasi, melainkan instrumen alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus