Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Megawati Resmikan Rumah Adat, Monumen dan Jalan Soekarno di Maluku Tengah

Megawati Soekarnoputri meresmikan rumah adat atau baileo, monumen, dan jalan atas nama Soekarno, di Masohi, Maluku Tengah.

21 Juni 2021 | 16.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meresmikan rumah adat atau baileo, monumen, dan jalan atas nama Soekarno, di Masohi, Maluku Tengah. Peresmian tersebut dilakukan secara virtual dari kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 21 Juni 2021.

"Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, saya resmikan Baileo Bung Karno, Monumen Bung Karno, dan Jalan Ir Soekarno di Kota Masohi, kota gotong royong di Maluku Tengah," kata Megawati.

Peresmian yang bertepatan dengan peringatan haul wafatnya Bung Karno ke 51 itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto.

Sementara di Masohi, hadir Ketua DPP PDIP Komaruddin Watubun, Djarot Saiful Hidayat, Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi, Gubernur Maluku Murad Ismail bersama istrinya Widya Pratiwi, dan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megawati melakukan peresmian dengan menandatangani batu prasasti pembangunan infrastruktur tersebut di Jakarta. Usai melakukan penandatanganan, Megawati mengatakan bahwa Bung Karno pernah berkeinginan agar Masohi menjadi ibu kota Provinsi Maluku.

"Sebelum ada otonomi daerah, saya pernah ke Masohi dan saya melihat sebenarnya letaknya sangat memungkinkan," kata Megawati dalam siaran persnya.

Megawati mengatakan Bung Karno membuat kota itu bernama 'Masohi' yang berarti gotong royong, yang terinspirasi dari intisari Pancasila karena bila Pancasila diperas menjadi satu sila, intisarinya adalah gotong royong itu.

"Jadi Pancasila, maknanya adalah kegotongroyongan dari warga bangsa Indonesia. Saya harap ini jangan hanya disebutkan di mulut, tetapi harus dimasukkan ke dalam hati kita dan kita laksanakan," tegas Megawati.

Dia berharap agar baileo, monumen, dan jalan Ir Soekarno itu menjadi tempat bertemunya masyarakat, khususnya anak-anak muda.

"Jangan sampai lokasi itu sepi dan tak pernah digunakan. Jadi multifungsi lah. Masukkan pengetahuan di Maluku Tengah ini, kearifan lokalnya diperkenalkan lagi kepada generasi mudanya, sehingga dengan demikian akan terbangun generasi baru yang pintar dan tangguh, yang bisa menghadapi tantangan peradaban dunia baru, tak seperti yang pernah kita alami lagi," kata Megawati.

Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan orang Maluku sangat menghargai jasa Soekarno yang pada tahun 1957 meletakkan batu pertama pembangunan Masohi.

"Kami berharap kehadiran baileo, monumen, dan Jalan Ir Soekarno ini akan menjadi niat bagi kita semua tentang kuatnya semangat perjuangan dan sikap kenegarawanan Insinyur Soekarno maupun pendahulu bangsa yang lain," kata Murad.

Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua mengatakan baileo itu dibangun di lokasi seluas lebih dari 3.000 meter.

Sementara monumen dibangun beserta sebuah patung Soekarno yang tingginya lebih dari 10 meter. Jalan Ir. Soekarno yang diresmikan sepanjang kurang lebih 209 kilometer.

"Pemberian nama sejumlah tempat dan monumen itu sebagai wujud terima kasih segenap masyarakat Kabupaten Maluku Tengah, serta untuk tidak melupakan sejarah serta perjuangan Presiden Soekarno," kata Tuasikal.

Baca: Sosiolog UNJ Kritik Megawati Soal Riset Harus Pakai Ideologi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus