Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Megawati Ungkap Alasannya Kembali Ingin Jadi Ketum: Ada yang Mau Rebut PDIP

Megawati mengatakan, ada pihak yang ingin merebut PDIP. Hal itu menjadi salah satu alasan dirinya ingin kembali menjadi ketum partai.

15 Agustus 2024 | 07.41 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan sambutan usai memberikan surat rekomendasi kepada bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. PDI Perjuamgan memberikan surat rekomendasi kepada 305 calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah untuk Pilkada Serentak 2024 yang diantaranya 13 Provinsi dan 292 Kabupaten/Kota. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan sambutan usai memberikan surat rekomendasi kepada bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. PDI Perjuamgan memberikan surat rekomendasi kepada 305 calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah untuk Pilkada Serentak 2024 yang diantaranya 13 Provinsi dan 292 Kabupaten/Kota. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasannya ingin kembali menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Menurutnya, ada pihak yang ingin merebut partainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pernyataan tersebut Mega sampaikan dalam acara pengumuman sejumlah bakal calon kepala daerah yang diusung PDIP untuk pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya, Mega mengatakan bahwa seharusnya dia sudah pensiun karena sudah berusia 77 tahun.

“Saya ini barang antik, tahu enggak? Lho benar lah, umur 77 tahun. Kalau menurut dari peraturan, sudah pensiun tahu,” kata Mega di hadapan kader-kadernya di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Namun, lanjut Mega, dia kembali diminta menjadi pemimpin partai oleh para kader PDIP. Presiden RI ke-5 itu berujar, dia pernah berbicara soal permintaan tersebut kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

“Aku bilang sama Hasto, ‘Gue pikirin dulu ya, To. Gue rasanya kepingin juga deh kumpul sama keluarga, ini disuruh jadi Ketum lagi’,” ucap putri Presiden pertama RI Sukarno itu.

Mega kemudian menyampaikan ada orang yang ingin merebut PDIP. “Sudah begitu sekarang ada orang mau mengambil pula, PDI Perjuangan. Aih gawat. Hehehe. Gile! Wartawan tulis. Gile! Dia enggak mengerti harga kehormatan,” ujarnya. Namun, Mega tak menyebut siapa pihak yang dimaksud.

Mega lalu kembali membahas keinginannya untuk pensiun dan berkumpul bersama keluarga. “Aku denger itu (permintaan untuk jadi ketua umum) tadinya, ‘Gue mau pensiun ah’. Saya kan sudah punya cicit. Aduh cicitku lucu banget, jadi darling saya. Aih, tahu-tahu disuruh jadi ketua umum,” katanya lagi.

Sikap tersebut, Mega melanjutkan, berubah setelah dia tahu ada pihak yang ingin mengambil alih PDIP.

“Eh begitu dengar ini akan diambil alih nih kayaknya PDI Perjuangan, saya mau jadi ketua umum lagi. Hahaha. Keren apa enggak?” ujarnya.

Selanjutnya: Respons Projo

Respons Projo

Ketua Umum Relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi merespons pernyataan Mega. Menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mewanti-wanti jangan sampai ada pihak-pihak yang membuat tuduhan.

Budi kemudian mempertanyakan apakah sosok penguasa yang dimaksud Mega itu mengarah ke Presiden Jokowi atau tidak.

"Ya penguasa itu siapa? Mau nuduh Pak Jokowi? Pak Jokowi nggak mau. Nggak pernah mau (ambil alih)," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024.

Isu Jokowi ingin mendongkel kursi Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri sebelumnya pernah diembuskan Sekjen PDIP Hasto. Menurut Hasto, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai partai politik, yakni Golkar dan PDIP.

"Jadi, jauh sebelum pemilu, antara lima-enam bulan yang lalu. Ada seorang menteri powerful," kata Hasto dalam kegiatan Bedah Buku 'NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971' karya Ken Ward (1972) yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024.

Menteri itu, kata Hasto, ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Ryaas Rasyid, mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ditugaskan untuk membujuk Mega agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada Jokowi.

"Jadi, ini untuk kendaraan politik. Untuk 21 tahun ke depan," kata Hasto.

Presiden Jokowi mempertanyakan balik isu yang dibuat Hasto. Jokowi mewanti-wanti supaya Hasto jangan melempar isu sembarangan.

"Bukannya Partai Golkar? Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut. Masak mau direbut semuanya? Jangan...Jangan seperti itu," ucap Jokowi saat ditemui seusai melepas bantuan kemanusiaan di Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Rabu, 3 April 2024.

SULTAN ABDURRAHMAN | DANIEL A. FAJRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus