Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Boyolali - Hijau, bersih, dan asri. Begitulah suasana ketika memasuki Desa Pranggong yang terletak di Kecamatan Andong, Boyolali, Jawa Tengah. Desa ini merupakan salah satu percontohan Kampung Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Di Desa Pranggong, masyarakat membangun sistem kesehatan secara mandiri berbasis pada kearifan lokal. Masyarakat juga mengolah sampah dan mengelola kebersihan lingkungan sendiri.
"Semua dijalankan oleh warga, dari warga, dan untuk warga desa. Semua atas kesadaran masyarakat, jadi tidak ada reward atau punishment," ujar Kepala Desa Pranggong, Wagimin saat ditemui Tempo di lokasi, Jumat, 10 Desember 2021.
Wagimin mengatakan, setidaknya ada 12 indikator gerakan masyarakat hidup sehat yang diterapkan di Kampung Germas "Teguh Beriman". Di antaranya; aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, konsumsi buah dan sayur, cek kesehatan secara rutin, pemberian ASI eksklusif, enyahkan asap rokok, fokus jamban sehat, gerakan kebersihan lingkungan, pemanfaatan pekarangan, hindari konsumsi alkohol, pengembangan jamu dan kesehatan tradisional, mengelola stres dan pencegahan Covid-19.
Pantauan Tempo di lokasi, masyarakat rutin menggelar senam di taman desa bersama-sama. Masyarakat juga menanam buah dan sayur sendiri.
Desa Pranggong memiliki Mirbo Garden sebagai pengingat kepada seluruh warga akan pentingnya mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran serta memanfaatkan pekarangan untuk kebun buah dan sayur. Hasil dari kebun ini akan diletakkan di papan sedekah buah, siapa pun boleh mengambil dan siapa pun boleh menaruh.
Purwanti, salah satu warga Desa Pranggong, menanam pohon pare, pepaya, dan mangga di pekarangan rumahnya. "Sebagian dimakan sendiri, sebagian (dikasih) ke tetangga," ujar wanita paruh baya tersebut.
Menurut Purwanti, tidak ada paksaan dari kepala desa untuk menanam pohon sendiri. "Bukan keharusan, tapi anjuran dari kepala desa begitu, lalu berlanjut ke kesadaran masyarakat. Sebagaian besar sudah menanam semua. Jadi kalau belum menanam, ada rasa malu sendiri, karena yang lain sudah pada menanam," tuturnya.
Selain sayur dan buah, masyarakat juga melakukan budidaya tanaman obat keluarga (TOGA). Desa ini memiliki Kelompok Asman Toga "Wijaya Kusuma" yang bertugas menggalakkan penanaman TOGA di rumah atau taman RT masing-masing. Kelompok ini juga sudah bisa membuat jamu tradisional sendiri untuk dikonsumsi sehari-sehari maupun dijual.
Desa Pranggong terdiri dari empat dusun, delapan dukuh, 5 RW, 19 RT, dan 2.437 warga. Lokasi Kampung Germas yang sudah berjalan yakni, di wilayah Dukuh Beran dan Miri Bosok. Di Dukuh Beran misalnya, saat ini juga sedang berupaya mewujudkan desa wisata. Taman Pringgondani salah satu taman yang dibuat warga, bisa dimanfaatkan untuk permainan anak dan berbagai kegiatan outbound.
Program Kampung Germas dirintis oleh Kementerian Kesehatan sejak 2018. Tujuannya, untuk mengimplementasikan gerakan masyarakat hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mengintegrasikan program kesehatan masyarakat dengan program lainnya, serta menggerakkan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan kesehatan bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait keterpaduan wisata edukasi Germas.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono
Harbuwono memuji Program Kampung Germas yang dilakukan Desa Pranggong.
"Saya berjanji program ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Desa Pranggong bisa menjadi percontohan. Mungkin Pak Kepala Desa bisa kami undang ke Jakarta untuk menyampaikan apa yang dilakukan di kampung ini," kata Dante saat mengunjungi Desa Pranggong, Jumat lalu.
Dante menyebut, jika sistem kesehatan bisa dibangun dari unit terkecil, maka masyarakat akan mandiri dan tidak perlu bergantung kepada pemerintah dalam hal kesehatan, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 ini.
"Penanggulangan (masalah) kesehatan dari unit terkecil, antara lain, dengan membangun iklim yang konsisten dan integratif, salah satunya dengan Kampung Germas," ujar Dante.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini