Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ras Melanesia merupakan salah satu ras yang ikut mewarnai keberagaman ras dan penduduk di Indonesia. Biasanya, ras ini memiliki ciri fisik berupa kulit dengan warna cokelat hingga kehitaman dan rambut yang cenderung keriting. Di Indonesia, ras ini tersebar di wilayah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dukutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Harry Truman Simanjuntak, penulis Diaspora Melanesia di Nusantara, menyampaikan bahwa setidaknya ras ini terbagi dalam tiga wilayah, yaitu Melanesia di Nusantara, Melanesia barat, dan Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Harry, perkembangan ras Melanesia di Australia sudah ada dan berkembang sejak 50.000-60.000 tahun lalu. Sedangkan ras Melanesia di Papua sudah ditemukan buktinya sejak 45.000-50.000 tahun lalu. Sementara itu, Melanesia Barat biasanya berkembang di daerah Papua dan Papua Nugini pada kisaran tahun yang sama.
“(Temuan di atas menunjukkan bahwa) kita memiliki satu rumpun, sejarah dan budaya yang masih dihidupkan sampai saat ini. Misalnya, sejak ribuan tahun lalu, sudah ada interaksi di antara mereka (jika dilihat dari peninggalan-peninggalan atau bukti-bukti arkeologi). Peninggalan di Papua Nugini menyebar hingga Maluku, Maluku Utara, dan wilayah di sekitar itu,” kata Harry seperti dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Salah satu bukti eksistensi ras Melanesia bisa ditelusuri dari kesamaan tradisi masyarakat Melanesia terdahulu dan kini, yaitu nginang. Nginang merupakan kegiatan mengunyah kinang yang terdiri dari pinang, sirih, gambir, cengkeh, dan kapur yang biasa dilakukan oleh masyarakat Melanesia.
Sementara itu, berdasarkan persebarannya, secara historis, awalnya ras Melanesia terletak di wilayah barat Indonesia. Namun, kedatangan ras Mongoloid yang bermigrasi dari jalur barat (Asia Tenggara) dan jalur timur (Taiwan) memunculkan interaksi antar-ras sehingga menggeser ras Melanesia secara perlahan ke wilayah timur Indonesia.
Akhirnya, pada masa kemerdekaan hingga terbentuk menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, kedua ras tersebut (Melanesoid dan Mongoloid) menciptakan pertautan biologis dan kultural sampai saat ini.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN