Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengklaim rencana pembangunan Sekolah Rakyat tidak akan tumpang tindih dengan sekolah di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengan (Kemendikdasmen). Sejauh ini, kata dia, koordinasi dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti berjalan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Enggak lah, kami sama-sama. Kami pasti akan konsultasi, ide awalnya sudah disampaikan yang pasti kami saling dukung,” kata Saifullah Yusuf saat dihubungi, Sabtu malam, 11 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain berkoordinasi dengan Kemendikdasmen, ia mengaku akan berdiskusi dengan pakar-pakar pendidikan untuk mematangkan konsep Sekolah Rakyat. Selain itu, setiap tahapannya akan berkoordinasi dengan Presiden Prabowo Subianto.
Ide yang digagas saat rapat koordinasi pemberdayaan masyarakat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, 3 Januari 2025, itu, menurut dia, masih perlu dimatangkan.
Saifullah juga sudah melakukan pertemuan dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti di Kantor Kemendikdasmen pada Selasa, 7 Januari 2024. Tentang kerja sama, Abdul Mu’ti berjanji tidak hanya membantu, namun juga siap berkolaborasi mempercepat realisasi Sekolah Rakyat.
“PPDB yang kami punya sebenarnya untuk membantu mereka yang tidak mampu. Jalurnya ada 4 salah satunya afirmasi untuk disabilitas dan anak kurang mampu ditampung di sekolah negeri jadi konsepnya itu yang elite dan alit (kecil) bisa berkumpul,” kata Abdul Mu'ti.
Kementerian Pendidikan saat ini juga memiliki relawan pendidikan yang bisa diperbantukan. Relawan pendidikan ini biasanya ditempatkan di daerah terpencil dengan jumlah penduduk yang sedikit sehingga tidak memungkinkan dibangunkan sekolah.
Saifullah mengatakan Sekolah Rakyat akan dibuat dengan konsep asrama agar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem agar mendapat lingkungan yang memadai. Menurut dia, anak-anak dari keluarga miskin kerap termarjinalkan dan tidak mendapatkan cukup dukungan di lingkungan sekolah umum.
Dia mengatakan, anak dari keluarga miskin ekstrem kerap tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari keluarga untuk menempuh pendidikan. Sehingga, konsep asrama atau boarding school bisa memberikan lingkungan yang mendukung. Selain itu, Sekolah Rakyat juga wacananya akan digratiskan.
Hammam Izzuddin berkontribusi pada artikel ini.