Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mengapa Jokowi Menunjuk Bahlil Lahadalia Jadi Menteri ESDM

Jokowi menempatkan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM di ujung masa jabatannya. Rawan konflik kepentingan.

25 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Presiden Jokowi mengangkat Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM.

  • Pekerjaan rumah Bahlil banyak, dari soal lifting minyak dan gas hingga menuntaskan skema izin tambang ormas keagamaan.

  • Posisi Bahlil sebagai pengusaha tambang dianggap rawan konflik kepentingan.

SESAAT seusai serah-terima jabatan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Senin, 19 Agustus 2024, Bahlil Lahadalia mengungkapkan satu perintah dari Presiden Joko Widodo. Bahlil, mantan Menteri Investasi yang menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri Energi, mengatakan akan berfokus mengerek lifting atau hasil produksi minyak dan gas yang telah diolah dan siap digunakan. “Melanjutkan apa yang sudah dilakukan Pak Arifin, terutama optimalisasi peningkatan lifting minyak kita terhadap sumur-sumur idle,” kata Bahlil di Gedung Sarulla Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah tengah dibebani target lifting minyak dan gas yang cukup tinggi. Untuk minyak, target lifting hingga akhir tahun ini sebesar 635 ribu barel per hari, sedangkan untuk gas 5.785 juta metrik kaki kubik per hari (MMSCFD). Target lifting minyak naik 4,87 persen dari tahun lalu, sedangkan untuk gas naik 7,5 persen. Realisasi lifting minyak pada semester I 2024 mencapai 576 ribu barel per hari dan lifting gas 5.301 MMSCFD. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahlil Lahadalia (kiri) bersama Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan) seusai Musyawarah Nasional XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, 21 Agustus 2024. Antara/Muhammad Adimaja

Untuk mengerek lifting, pemerintah mengembangkan enam lapangan baru, meningkatkan produksi atau recovery rate sumur yang sudah ada dari 30 persen menjadi 50 persen, serta mengaktifkan kembali 1.500 sumur minyak dan gas yang idle alias tidak berproduksi lagi. Strategi ini yang bakal dilanjutkan oleh Bahlil, setidaknya dalam dua bulan ke depan atau hingga Oktober, sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo berakhir.

Ihwal sumur minyak dan gas yang idle, pada 2023 atau semasa menjabat Menteri Investasi, Bahlil pernah meminta PT Pertamina (Persero) melepasnya kepada investor swasta lokal ataupun asing. “Jangan ingin semua tapi produksinya tidak berjalan,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, pada 20 September 2023. Menurut Bahlil, selama ini pemerintah mengutamakan Pertamina untuk menggarap sumur idle, tapi kebijakan tersebut diminta tidak mengabaikan produktivitas. 

Bukan hanya lifting minyak dan gas, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Bahlil rupanya cukup banyak. Dalam aspek regulasi, misalnya, ada Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan. Sehari selepas serah-terima jabatan, Bahlil meminta pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan penyelesaian undang-undang ini. 

Permintaan ini muncul setelah pimpinan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi energi mengingatkan Bahlil pada Senin, 19 Agustus 2024. “Masih belum terjadwalkan sidangnya, itu yang tadi beliau (Bahlil) meminta dipercepat,” ucap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi Eniya Listiani Dewi pada Selasa, 20 Agustus 2024. 

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto optimistis Bahlil bisa mengebut penyelesaian RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan ketimbang mengerek lifting minyak dan gas yang butuh waktu panjang. Pemerintah dan DPR sudah membahas 560 lebih poin dalam daftar isian masalah, termasuk soal power wheeling atau izin bagi swasta untuk membangun pembangkit listrik dan menjual listrik kepada masyarakat melalui jaringan transmisi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Skema power wheeling ini yang menjadi salah satu ganjalan dalam pembahasan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan.

Menurut Sugeng, pemerintah dan DPR telah menyepakati skema power wheeling bersyarat. Dia mengatakan produsen listrik swasta yang mengoperasikan pembangkit listrik dengan energi baru dan energi terbarukan hanya bisa menjual listrik langsung kepada konsumen apabila PLN tidak mampu menyiapkan jaringan transmisinya. “Tinggal nanti membayar sewa jaringan,” ujarnya pada Jumat, 23 Agustus 2024.

•••

PENGANGKATAN Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral bersamaan dengan penunjukan beberapa pejabat tinggi lain dalam paket reshuffle atau kocok ulang kabinet menjelang akhir jabatan Presiden Joko Widodo. 

Mereka yang juga dilantik pada Senin, 19 Agustus 2024, adalah Rosan Perkasa Roeslani sebagai Menteri Investasi pengganti Bahlil, Supratman Andi Agtas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menggantikan Yasonna Hamonangan Laoly, serta Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Angga Raka Prabowo. Jokowi juga menunjuk sejumlah kepala badan, yaitu Hasan Nasbi sebagai Kepala Komunikasi Presiden, Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional, serta Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan menggantikan Penny Lukito.  

Di luar para pejabat tinggi lain, posisi Bahlil menjadi istimewa karena, dua hari setelah diangkat sebagai Menteri Energi, dia juga ditunjuk sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Kedekatannya dengan Presiden Jokowi dan hubungannya dengan presiden terpilih Prabowo Subianto juga bisa membuka peluang bagi Bahlil untuk berada di pemerintahan baru. 

Sebelum menghadiri pelantikan sebagai Menteri Energi, Bahlil mengaku bertemu dengan Prabowo. “Perintah Bapak Presiden Prabowo adalah ‘Mas Bahlil, mengelola ESDM adalah mengelola sumber daya alam yang terkait dengan rakyat. Jadi harus mementingkan kepentingan rakyat, nasionalisme, NKRI kita harus bagus’,” katanya, seperti dikutip Kantor Berita Antara pada Senin, 19 Agustus 2024.

Di luar sektor energi, Bahlil juga memiliki pekerjaan rumah di sektor pertambangan. Salah satunya menyelesaikan skema serah-terima konsesi tambang kepada organisasi masyarakat bidang keagamaan, di antaranya untuk Nahdlatul Ulama. Menurut dia, izin usaha pertambangan atau IUP untuk NU telah rampung. Saat ini pemerintah hanya menanti informasi dari NU mengenai mitra pengelola tambang tersebut. “Untuk NU sudah selesai tiga-empat hari lalu. Tinggal mereka menyetor (nama) ke negara. Kalau itu selesai, sudah selesai,” tuturnya. 

Sedangkan izin tambang untuk organisasi keagamaan lain, yaitu Muhammadiyah, sedang dalam proses pencarian lahan. Bahlil mengatakan proses ini akan segera selesai. NU dan Muhammadiyah mendapat konsesi tambang dari pemerintah, seperti yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Karena itu, bagi organisasi pemerhati lingkungan seperti Greenpeace Indonesia, posisi baru Bahlil memunculkan kekhawatiran. “Naiknya Bahlil menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral akan berdampak serius pada pengelolaan energi dan mineral, lebih luasnya bagi sumber daya alam di Indonesia,” ucap juru kampanye Greenpeace Indonesia Rio Rompas pada Senin, 19 Agustus 2024.

Rio beralasan latar belakang Bahlil yang terafiliasi dengan sejumlah perusahaan tambang rawan konflik kepentingan. “Bahlil memiliki bisnis di sektor ini dan dekat dengan para pemain tambang yang akan berpotensi ‘main mata’ dan transaksi politik dalam pemberian izin dan penegakan hukum, pengawasan,” katanya. Rio menduga Bahlil akan bertahan sebagai menteri hingga pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Berdasarkan catatan dalam situs Jaringan Advokasi Tambang, Bahlil disebut terafiliasi dengan PT Meta Mineral Pradana, yang mempunyai dua area konsesi seluas 470 hektare dan 165,5 hektare di Konawe Utara, Sulawesi Utara. Melalui PT Rifa Capital, Bahlil mengeksplorasi 39 ribu hektare lahan tambang batu bara di Fakfak, Papua Barat, dan 11 ribu hektare tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara. 

Ketika ditanyai soal ini, Bahlil mengklaim tidak akan ada konflik kepentingan meskipun ia pernah menjadi pengusaha tambang. Dia mengaku sudah melepas urusan perusahaan-perusahaan itu sejak menjabat Menteri Investasi. “Meskipun punya latar belakang pengusaha, saya bisa membedakan mana untuk kepentingan negara dan mana untuk kepentingan pribadi.”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Khairul Anam, Anandha Ridho Sulistya, Ikhsan Reliubun, Fery Firmansyah
Khairul Anam

Khairul Anam

Redaktur ekonomi Majalah Tempo. Meliput isu ekonomi dan bisnis sejak 2013. Mengikuti program “Money Trail Training” yang diselenggarakan Finance Uncovered, Free Press Unlimited, Journalismfund.eu di Jakarta pada 2019. Alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus