Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam suasana Hari Raya Idul Ffitri, sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih menyambangi kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang berada di Solo, Jawa Tengah. Kunjungan ini dilakukan bertepatan dengan momen kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto yang berlangsung pada 9–15 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa pejabat yang datang bergiliran ke rumah Jokowi hingga saat ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menanggapi hal ini, Mardani Ali Sera, politikus senior dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyatakan bahwa sebaiknya para menteri tersebut meminta izin terlebih dahulu kepada Presiden Prabowo sebelum melakukan kunjungan ke rumah mantan Presiden Jokowi.
Menurut Mardani, menjaga hubungan baik dengan mantan kepala negara memang hal yang patut dihargai. Namun, ia menekankan pentingnya menghindari munculnya persepsi negatif, seperti kesan adanya "dua matahari", terlebih jika pertemuan dilakukan pada jam kerja yang seharusnya digunakan untuk menjalankan tugas pemerintahan.
“Silaturahmi bagus. Tapi jangan di jam kerja dan pastikan izin pada Presiden,” kata Mardani yang juga anghota Komisi II DPR ini kepada Tempo, Sabtu, 12 April 2025.
Sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY pun pernyataannya sempat disorot publik. SBY mengatakan negara akan kacau bila ada banyak matahari. SBY menyampaikan itu dalam konteks keberadaan banyak pemimpin dalam organisasi.
"Akan kacau negara kalau mataharinya banyak. Makin panas nanti ada dua ada tiga bagaimana," kata SBY dalam HUT ke-23 Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Senin 9 September 2024.
Puan: Silaturahmi pada masa Lebaran akan sangat baik
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyatakan bahwa kegiatan silaturahmi sejumlah menteri dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, merupakan sesuatu yang positif.
"Silaturahmi pada masa Lebaran akan sangat baik," kata Puan di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, dikutip dari Antara.
Dalam pernyataannya, Puan juga membantah adanya anggapan tentang "matahari kembar" yang mencuat setelah kunjungan para menteri Kabinet Merah Putih ke kediaman Jokowi. "Matahari kembar? Presiden saat ini, Presiden Prabowo Subianto," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR: Tidak usah mempolitisasi halalbihalal
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI, Jazilul Fawaid, mengimbau agar silaturahmi para menteri dengan Jokowi tidak diseret ke ranah politik.
"Sudahlah, kita tidak usah mempolitisir halalbihalal. Kita publik sudah bisa menilai semuanya mana yang tulus, mana yang tidak. Mana itu peristiwa politik, mana peristiwa halalbihalal," kata Jazilul di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.
Ia mengajak masyarakat untuk melihat pertemuan tersebut sebagai bentuk hubungan yang baik dan tidak perlu dicurigai.
"Karena sekarang ini media sosial ini luar biasa dan sebab itu ambil positifnya saja untuk ke depan ini. Jadi masa iya seorang menteri tidak boleh halalbihalal? Boleh saja, kita semuanya boleh kok," ujarnya.
Jazilul juga menegaskan bahwa kekhawatiran mengenai "matahari kembar" dalam pemerintahan tidak beralasan, karena sistem konstitusi Indonesia tidak memungkinkan adanya kepemimpinan ganda dalam pemerintahan. "Di dalam konstitusi kita tidak memungkinkan ada matahari kembar. Tidak ada itu. Yang ada presiden dengan wakil presiden Kalau itu dianggap matahari kembar, ya tidak. Karena konstitusinya itu bukan kembar, Itu ada di presiden," tuturnya.
Partai Demokrat: Biasa saja
Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, turut menyampaikan pandangannya bahwa pertemuan para menteri kabinet Prabowo dengan Presiden ke-7 RI adalah hal yang lumrah.
Menurutnya, dengan pengalaman Jokowi yang telah memimpin Indonesia selama satu dekade, wajar jika para menteri ingin menyerap wawasan dan masukan darinya untuk mendukung jalannya pemerintahan yang sekarang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
"Kami melihatnya kalau menteri-menteri masih ada yang suka mendatangi rumah Pak Jokowi, ya biasa saja. Yang suka mengunjungi rumah Pak SBY juga banyak kok," kata Herzaky saat menghadiri agenda diskusi yang digelar The Yudhoyono Institute bertajuk Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global di Jakarta, Minggu lalu.