Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berencana menemui Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) membahas pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) untuk menghadapi terorisme. "Nanti kami akan bicara dengan Panglima," kata Moeldoko di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.
Moeldoko sebelumnya mengusulkan menghidupkan kembali Koopssusgab. Pasukan ini gabungan dari tiga matra TNI, yaitu Sat-81 Gultor Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat, Detasemen Jalamangkara Angkatan Laut, dan Satbravo 90 Komando Pasukan Khas Angkatan Udara.
Baca: Moeldoko: Berantas Terorisme, Anggota Koopssusgab yang Terbaik
Koopssusgab diresmikan pada 9 Juni 2015 oleh Moeldoko saat dia menjabat Panglima TNI. Pasukan ini bisa diturunkan secara cepat ketika terjadi situasi genting menyangkut terorisme. Tugas-tugas yang ditangani Koopssusgab sifatnya extraordinary operation.
Usul Moeldoko direspons positif Presiden Joko Widodo. Presiden menyatakan tertarik menghidupkan pasukan itu. "Sekarang status (Koopssusgab) mungkin dibekukan," kata Moeldoko.
Selain berbicara dengan Panglima TNI, Moeldoko menyatakan rencana pembentukan Koopssusgab akan dibahas dengan Presiden. "Perlu lapor lagi ke Presiden dan Panglima TNI juga," ujarnya.
Simak: Pengamat Militer: Keinginan Jokowi Hidupkan Koopssusgab TNI Tepat
Wacana untuk menghidupkan kembali Koopssusgab mencuat setelah Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, diserang narapidana terorisme pada Selasa malam, 8 Mei 2018. Setelah itu, pada Ahad, 13 Mei 2018, terjadi sejumlah serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.
Rangkaian teror berlanjut dengan ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, dan aksi bom bunuh diri di markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Senin, 14 Mei 2018. Kemudian giliran Markas Kepolisian Daerah Riau yang diserang teroris, Rabu, 16 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini