Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pendeta SAE Nababan Tutup Usia, PGI: Gigih Perjuangkan Keadilan

PGI menilai salah satu peran penting Pendeta SAE Nababan dalam gerakan oikoumene internasional adalah kegigihan memperjuangkan keadilan.

9 Mei 2021 | 08.52 WIB

Pendeta Dr. Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan. Foto: Istimewa
Perbesar
Pendeta Dr. Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan duka cita atas kepergian Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan pada Sabtu, 8 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kita kehilangan seorang tokoh besar yang sangat berpengaruh dalam gerakan oikoumene dengan kepergian Pendeta Soritua Nababan,” kata Ketua Umum PGI Gomar Gultom dalam keterangannya, Ahad, 9 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gomar mengatakan Soritua adalah tokoh gerakan oikoumene nasional dan internasional. Ia pun mengenang apa yang dilakukan Soritua dalam gerakan oikoumene secara mondial. Salah satu peran penting mantan Ketua Umum PGI dalam gerakan oikoumene internasional adalah kegigihannya memperjuangkan keadilan lebih daripada sekadar perdamaian.

"Dalam perumusan JPIC, gereja-gereja di Utara cenderung mendahulukan Perdamaian baru kemudian Keadilan. Tetapi Nababan selalu ngotot, harus keadilan lebih dahulu, karena tanpa keadilan, perdamaian itu semu," katanya.

Menurut Gomar, perdebatan yang lebih kurang sama juga terjadi menjelang SR DGD (Sidang Raya Dewan Gereja-gereja Dunia) di Busan. SAE Nababan, kata Gomar, selalu mendesak dirinya dan Yewangoe untuk kembali mengedepankan keadilan.

"Selama keadilan ekonomi Utara-Selatan tidak diperbaiki, menurut beliau, maka perdamaian dunia tidak akan tercapai. Olehnya, beliau selalu mendesak Dewan Gereja sedunia untuk mengagendakan bantuan gereja-gereja di Utara kepada gereja-gereja di Selatan," ujar Gomar.

Gomar melanjutkan, "Dan itu bukan sebagai hadiah, tetapi adalah hak dari negara-negara di Selatan, karena telah dihisap selama ini oleh Utara."

Semasa hidupnya, SAE Nababan pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum DGI pada 1967-1984, Ketua Umum PGI pada 1984-1987, serta Ephorus HKBP pada 1987-1998.

Nababan banyak terlibat dalam organisasi gereja di tingkat dunia. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pemuda Dewan Gereja-gereja Asia (1963-1967) dan Presiden dari lembaga yang
sama (1990-1995), Wakil Ketua dari Komite Sentral Dewan Gereja-gereja se-Dunia (1983-1998), Wakil Presiden Federasi Lutheran se-Dunia dan anggota Komite Eksekutif dari lembaga yang sama.

Nababan juga menjabat sebagai Ketua pertama dari Vereinte Evangelische Mission (United Evangelical Mission), sebuah lembaga misi internasional yang terdiri atas 34 gereja anggota yang tersebar di Afrika, Asia, dan Jerman.

Dalam Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil pada tahun 2006, Pendeta SAE Nababan terpilih menjadi salah seorang Presiden dari lembaga persekutuan gereja-gereja sedunia itu yang beranggotakan gereja-gereja Protestan dan Ortodoks.

FRISKI RIANA

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus