Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pendukung soer yang naik daun

Wawancara Tempo dengan Latief Pudjosakti,43, ketua umum karteker PDI tentang wewenang, rekonsiliasi, kongres luar biasa, dll.

11 September 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LATIEF Pudjosakti, 43 tahun, kini menjadi orang paling penting di tubuh PDI. Ia, dua pekan lalu, terpilih menjadi ketua umum karteker PDI. Lembaga yang dipimpin Latief ini memiliki kewenangan setaraf dengan dewan pimpinan pusat (DPP) partai, yang lowong sejak Kongres IV di Medan, akhir Juli lalu, dinyatakan gagal oleh pemerintah. Secara de facto Latief menggantikan ketua umum terpilih (Kongres IV) Soerjadi sampai dilaksanakannya Kongres Luar Biasa (KLB) PDI, yang direncanakan diadakan awal Desember depan. Tak mengherankan bila kesibukan Latief makin bertambah. Sudah hampir satu bulan ia bolak-balik antara Jakarta dan Surabaya: tiga hari pertama di Jakarta dan sisa minggu di Surabaya. Di Jakarta, ia memimpin kegiatan karteker PDI. Di Surabaya, selain memimpin DPD PDI Jawa Timur, juga mengikuti kegiatan DPRD Tingkat I. Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini baru bisa berkumpul dengan keluarganya di Lawang, Malang, pada akhir pekan. Latief menjabat Ketua DPD PDI Jawa Timur sejak 1988, menggantikan Marsoesi, yang tergusur setelah gagal menggulingkan Soerjadi. Sampai Kongres IV PDI di Medan, dua bulan silam, Latief dikenal sebagai pendukung Soerjadi. Ketika Soerjadi digoyang, ia mencari pegangan lain. Latief kemudian terlihat berunding dengan kelompok anti-Soerjadi, dan juga ikut berkonsultasi dengan aparat pemerintah. Kepemimpinannya diuji ketika ''diminta'' mengumpulkan pengurus PDI dari 27 provinsi di Surabaya, dua pekan lalu, untuk membentuk karteker, yang akan menyiapkan KLB. Pekan lalu, Latief menerima wartawan TEMPO, Putut Trihusodo, untuk sebuah wawancara khusus di ruang kerjanya. Ia berhasil menggiring forum itu menyetujui adanya KLB. Lalu ia terpilih sebagai ketua formatur pembentuk karteker. Petikannya: Apa kewenangan karteker PDI ini? Kami mengisi kekosongan DPP. Karteker punya kewenangan organisatoris, politik, dan teknis, sebagaimana DPP. Kami juga menjadi induk bagi fraksi PDI di DPR. Selain itu, kami juga akan menyelenggarakan kongres luar biasa. Bagaimana dengan program rekonsiliasi? Komitmen kami pada persatuan-kesatuan. Kami merangkul semua potensi partai. Karteker telah memutuskan merehabilitasi teman- teman yang diskors oleh pengurus daerah dan cabang akibat konflik masa lalu. Bagaimana dengan nasib tokoh-tokoh tua yang dipecat Soerjadi? Ini masih pelik. SK 121 tentang pemecatan itu telah disahkan MPP (Majelis Permusyawaratan Partai), badan setingkat kongres. Jadi, pencabutan SK itu sulit kalau tidak lewat kongres. Mengapa tak ada orang dari Kubu Soerjadi masuk ke karteker? Kami bertekad tidak ngomong soal kelompok. Kalau soal teman, saya ini teman Pak Soer. Tapi sudahlah, itu jangan dibicarakan lagi. Apakah karteker punya rencana membenahi Fraksi PDI di DPR? Kami akan memberikan pengarahan untuk fraksi. Tapi, soal recalling, jangankan rencana, berpikir pun tidak. Fraksi yang ada kami anggap sudah baik, biar saja berjalan terus. Apakah Soerjadi masih boleh mencalonkan diri sebagai ketua umum di KLB mendatang? Siapa pun kader PDI berhak mencalonkan dan dicalonkan. Soal terpilih atau tidak urusan lain. Kubu Soerjadi seperti tak membuat counter atas pembentukan karteker. Apa Anda punya perjanjian khusus dengan mereka? Kami tidak memberikan konsesi untuk siapa pun. Mengapa pembentukan karteker itu harus di rumah Wali Kota Surabaya Purnomo Kasidi, dan di situ ada Menteri Dalam Negeri Yogie S. Memed? Ketika itu formatur tujuh orang diberi mandat untuk membentuk karteker. Mereka meminta pula agar pembentukannya direstui pemerintah. Maka, kami minta bertemu dengan Pak Yogie, yang kebetulan ada di Surabaya. Beliau bilang oke. Tempatnya dipilih di rumah Wali Kota. Tentang pembentukan karteker, Pak Yogie cuma bilang, ''Silakan musyawarahkan.'' Cuma itu. Seusai bicara dengan Pak Yogie, karena merasa kediaman Wali Kota enak buat dipakai sebagai tempat rapat, sekalian saja kami pinjam ruangan untuk rapat menyusun karteker. Menjelang Kongres IV di Medan, ada sinyal bahwa pemerintah menjagokan Budi Hardjono sebagai Ketua Umum PDI. Bagaimana karteker mengamankan sinyal itu? Saya malah baru mendengar sinyal itu dari teman-teman wartawan. Saya pribadi berpendapat, pimpinan partai itu harus punya basis di bawah, punya hubungan baik dengan orsospol dan ormas, dan harus mampu pula menjalin hubungan baik dengan pembina politik. Tentang siapa kelak yang akan memimpin PDI biar peserta KLB yang menentukannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus