MENGAPA penyelewengan masih terus ada, walaupun begitu banyak
aparat pengawasan? Itu pertanyaan "kuno" yang mungkin bisa
menjadi abadi. Bidang pengawasan ini memang ditingkatkan sejak
Kabinet Pembangunan. Misalnya dengan adanya Menteri Negara
Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) yang dijabat
oleh Prof. Dr. Emil Salim.
Berkantor di Jalan Merdeka Barat, Menteri yang tugasnya besar
ini hanya dibantu sembilan orang staf. Setiap bulan ia
mengadakan pertemuan rutin dengan para Irjen, Irjenbang,
Direktur Jenderal Pengawasan Keuangan Negara dan para pengawas
lainnya. Ia juga sering meninjau ke lapangan.
Dari hasil peninjauan di lapangan ini ia bisa memperbaiki sistem
pengawasan. Misalnya: dulu pencairan SPP (Surat Perjanjian
Pemborongan) oleh KPN (Kantor Perbendaharaan Negara) kepada
pemborong sering macet. Berbulan-bulan SPP sulit dicairkan. Dari
sini malah timbul penyelewengan. Petugas KPN akan memperlambat
pembayaran kalau tak disertakan uang pelicin. Akibat yang
beranting adalah keterlambatan proyek. PPLH pun turun tangan.
Hasilnya? Sekarang, enam hari SPP keluar sudah bisa dicairkan.
Si pemborong tak menguangkan sendiri SPP itu, tapi bendaharawan
proyek yang langsung mentransfernya ke bank pemborong. Jadi si
pemborong uk dipusingkan dengan pencairan uang. Ia bisa
memfokuskan pada pelaksanaan proyek. Jadi kelambatan suatu
proyek bisa dihindari.
PPLH juga mengawasi apakah suatu proyek cukup fungsional atau
tidak. Sebab, ada beberapa proyek pembangunan yang selesai tanpa
bisa dimanfaatkan. Ia cuma jadi pajangan. Misalnya ada proyek
irigasi Departemen PU yang melintasi kebun yang tak membutuhkan
pengairan. Ada pula proyek jamban (WC) yang begitu jadi tak bisa
dimanfaatkan. Masalahnya mungkin cuma sepele: jamban itu
menghadap kiblat. Dalam hal pengawasan mutu proyek pembangunan,
PPLH juga turun tangan. Staf ahli atau peralatan memang belum
ada, tapi bisa minta bantuan dari PU.
Jangkauan pengawasan Menteri PPLH memang cukup luas. Yang lebih
sempit lagi misalkan Irjen. Ia merupakan aparat pengawasan
intern departemen, baik terhadap aparat maupun anggaran yang
ada. Pengawasan macam apa? Salah satu pengawasan yang dilakukan
Irjen Departemen PU misalnya mengenai hubungan dengan
kontraktor. PU memberikan formulir RI dan R2 kepada kontraktor
agar diisi apakah ada pejabat yang minta komisi atau tidak.
Formulir itu kemudian dikirimkari langsung kepada Irjen
Departemen PU.
Namun rupanya iktikad baik ini belum mendapat tanggapan. "Sampai
sekarang formulir itu kosong saja. Kami menghimbau supaya diisi
dengan jujur," kata Irjen PU, Imam Soekoto. Gampang diduga
mengapa formulir itu kembali dalam keadaan kosong. Para
kontraktor rupanya masih takut pengungkapan akan menjadi
bumerang pada diri mereka sendiri. "Sekarang ini belum waktunya
untuk berbuat jujur seperti itu," kata sebuah sumber dari
Asosiasi Rekanan Pemerintah. Apa yang dikatakan Ketua Kadin,
Hasyim Ning supaya pengusaha bersikap bersih dalam menghadapi
pejabat, dianggap orang asosiasi rekanan itu sebagai "utopia
saja. Kecuali kami mau berhenti sbagai pengusaha."
Permainan antara kontraktor dengan pejabat yang mengepalai
proyek sudah bukan rahasia lagi. Seorang yang sering memenangkan
tender proyek pembangunan di Medan mengisahkan caranya secara
khas. "Mula-mula saya ajak makan bersama. Main golf. Dengan
cara pendekatan seperti ini kami lantas memohon supaya penawaran
kami yang menang. Tapi ternyata pendekatan seperti itu saja tak
cukup. Harus disertai uang. Kadang-kadang hubungan marga yang
dekat juga ikut menentukan. Untuk ini biasanya kami
hubung-hubungkan saja marga kami dengan marga pejabat itu supaya
dekat. Pokoknya bagaimana supaya tender bisa dimenangkan,"
cerita kontraktor asal Tapanuli tersebut.
Aparat pengawasan lain yang lebih supel, karena bisa menyusup ke
instansi pemerintah mana saja, adalah DJPKN (Direktorat Jenderal
Pengawas Keuangan Negara) yang dipimpin Gandhi sbagai Dirjen.
Ditjen ini tak hanya mengawasi keuangan negara, Juga melakukan
pemeriksaan proyek. Dari 2700 akuntan negara yang ada, 1200
akuntan berada di bawah DJPKN. Untuk tahun anggaran 80/81
instansi ini sudah selesai memeriksa 5700 proyek. Pemeriksaan
antara lain meliputi apakah suatu proyek melalui tender atau
tidak. Dilakukan pemborong setempat atau bukan. Dan bagaimana
peranan golongan ekonomi lemah di sini. Hasilnya belum
diumumkan. "Nanti saja, setelah saya bersama Pak Emil melaporkan
ke Presiden," kata Gandhi.
Khusus mengenai penawasan terhadap proyek-proyek bantuan
Presiden dilakukan para Irjenbang. Selain itu pengawasan yang
lebih terbatas lagi dilakukan misalnya oleh Asisten Bidang
Pengawasan Umum pada Kejaksaan Agung. Di Bank Indonesia ada
Direktur Bank Indonesia - Bidang Pengawasan dan Direktur Khusus
Bidang Pengawasan Kredit. Ada pula pejabat pengawasan khusus
seperti Asisten Pengawasan Menteri Negara Riset & Teknologi.
Pendeknya di setiap instansi pemerintah ada pengawasan.
Masih ada lagi menteri yang mengadakan pengawasan di bidang
penertiban pendayagunaan aparat pemerintah, yaitu Menteri
Penertiban Aparatur Negara, Sumarlin. Ia juga wakil ketua
Opstib. Jadi ia punya kewenangan polisional: bisa menangkap dan
memecat aparat yang kedapatan berbuat nyeleweng.
Di samping aparat pengawas intern pemerintah, ada pengawas
ekstern, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan. Menempati gedung
mentereng bertingkat 11 berhadapan dengan gedung DPR/MPR di
Jalan Gatot Subroto, Bapeka merupakan lembaga tinggi negara yang
dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah.
Tugasnya memeriksa pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara. Setahun sekali hasilnya disampaikan kepada DPR. Bila
dalam pemeriksaan terungkap hal-hal yang menimbulkan sangkaan
tindak pidana, atau perbuatan yang merugikan keuangan negara,
Bapeka memberitahukan kepada pemerintah.
Ada kalangan yang menganggap pihak DPR kurang memanfaatkan
laporan yang disampaikan oleh badan pemeriksa yang diketuai Umar
Wirahadikusumah itu. "Ada kesan kawan-kawan di komisi APBN lebih
menyenangi komunikasi langsung," ucap Rivai Siata, Wakil Ketua
Komisi APBN.
Maksudnya orang-orang DPR tidak pernah memeriksa sendiri ke
lapangan berkaitan dengan laporan Bapeka tersebut. Kemungkinan
penyimpangan yang tergambar dari laporan Bapeka itu langsung
saja ditanyakan dalam rapat kerja dengan pemerintah. "Biasanya
pemerintah menjawab bahwa penyimpangan itu sudah diperbaiki,"
kata Rivai. Dan rupanya selama ini jawaban seperti itu cukup
memuaskan lembaga perwakilan rakyat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini