Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 yang jatuh pada 23 Juli 2024 digelar di berbagai daerah oleh lembaga pemerintah dan nonpemerintah. Di Cianjur, Jawa Barat, peringatan HAN didukung oleh pemerintah kabupaten setempat bersama sejumlah organisasi dengan mengusung tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator panitia penyelenggara HAN 2024 yang juga pekerja sosial Herawati, mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran, upaya pencegahan, dan aksi penanganan terhadap kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak. Menurut dia, upaya memenuhi hak anak dan melindungi anak dari kekerasan dimanifestasikan dengan implementasi pelayanan profesional oleh pekerja sosial, baik di instansi pemerintah maupun lembaga-lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Misalkan, pekerja sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Societa Indonesia, yang melayani anak-anak berhadapan dengan hukum (ABH),” kata Herawati dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Juli 2024.
Herawati mengatakan peringatan HAN 2024 di Cianjur Selatan menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak dan mendorong upaya pencegahan kekerasan terhadap anak. Dia pun mengingatkan langkah ini harus dilakukan dengan tiga strategi, yakni advokasi kebijakan, membangun kapasitas, serta mengeratkan kolaborasi dan koordinasi.
Peringatan HAN 2024 di Cianjur didukung oleh Tempo Media Group bersama Societa Indonesia, Yayasan Relief Islami Indonesia (Islamic Relief Indonesia), DPP Asosiasi Pekerja Sosial Anak dan Keluarga Indonesia (APSAKI), Forum Komunikasi Panti Sosial (FKPS) Cianjur, Inovasi Muda Foundation, Olahkarsa Yayasan KDM, INTANI, dan Pemerintah Desa Jayagiri.
Koordinator Program Nasional Islamic Relief Indonesia, Rizky Mohammad, mengungkapkan peringatan HAN 2024 menyoroti tiga sub tema yang diangkat oleh pemangku kepentingan di Desa Jayagiri, Cianjur, yakni pemahaman hak anak dan perlindungan anak, keutamaan pengasuhan anak, dan pengasuhan di era digital. Ia pun mengajak para tokoh agama, guru, aparatur desa, serta masyarakat untuk memahami kesetaraan gender, hak anak, dan perlindungan anak dari perspektif Islam.
Kegiatan itu merupakan program Emancipatory Mobilisation through Participation, Ownership, Women’s Engagement and Resilience atau EMPOWER. Melalui program ini, Rizky berharap masyarakat dan pemerintah terlibat secara aktif melindungi anak dan perempuan dari berbagai risiko dan tindak kekerasan.
“Caranya dengan menyebarkan pesan-pesan sampai ke masyarakat akar rumput, melakukan kampanye dan advokasi perubahan perilaku dan kebijakan,” kata Rizky.
Menurut Rizky, proyek EMPOWER telah sukses dilaksanakan di Aceh dan Nusa Tenggara Barat dengan rangkaian kegiatan berupa pelatihan, koordinasi dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan serta advokasi di tingkat masyarakat akar rumput. Perayaan HAN di Cianjur, kata dia, membuka peluang untuk mengimplementasikan program serupa di Jawa Barat.
Dalam peringatan ini, Bupati Cianjur Herman Suherman memberikan bantuan sponsorship kepada anak yatim dan rentan binaan Islamic Relief Indonesia. Menurut Rizky, Sponsorship Islamic Relief Indonesia adalah program yang mengajak para donatur dari 14 negara donor Islamic Relief dan donor dari Indonesia untuk mengulurkan bantuan keuangan kepada anak rentan dan yatim. Bantuan itu akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, perumahan, dan psikososial anak.
Dalam acara itu, hadir pula orang tua dan pendamping anak dalam acara ini untuk mengikuti sesi edukasi mengenai pengasuhan sesuai hak anak dan melindungi anak dari risiko kekerasan. Sesi edukasi ini dikemas dalam bentuk pertunjukan dan atraksi budaya dengan melibatkan seniman dan anak-anak.
Rizky mengatakan panitia acara berkomitmen untuk meningkatkan program pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 5 (Kesetaraan Gender), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif), dan SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat).